Lama Baca 3 Menit

Rekor, iSpace Danai Sektor Komersial Antariksa Senilai Rp2,5 T

26 August 2020, 11:38 WIB

Rekor, iSpace Danai Sektor Komersial Antariksa Senilai Rp2,5 T-Image-1

Insinyur iSpace menyiapkan roket pengangkut orbit pertama perusahaan - Image from Global Times

Tiongkok, Bolong.id - Perusahaan roket swasta Tiongkok, iSpace, Selasa (25/8/2020) mengumumkan penyelesaian pendanaan Seri B sebesar CNY1,2 miliar atau sekitar Rp2.5 triliun. Sebuah rekor untuk satu putaran pembiayaan di sektor komersial domestik bidang antariksa.

Investasi tersebut dipimpin oleh Beijing Financial Street Capital Operation Center, dengan pendanaan berasal dari CICC Alpha, Taizhonghe Capital, Sequoia Capital China dan lain-lain.

Putaran pembiayaan ini akan digunakan terutama untuk penelitian dan pengembangan (R&D) roket seri SQX perusahaan, pengembangan mesin metana oksigen cair seri JD yang dapat digunakan kembali, dan pelatihan profesional, menurut pernyataan yang dikirim iSpace ke Global Times, Selasa (25/8/2020)

Start-up ruang komersial dijadwalkan untuk meluncurkan roket seri SQX ke orbit pada Oktober 2020 dari Pusat Peluncuran Satelit Jiuquan di Provinsi Gansu Tiongkok Barat Laut.

Roket pengangkut berhasil mengirim satelit ke orbit dari pusat Jiuquan pada tahun 2019, sebuah tonggak penting bagi industri luar angkasa komersial Tiongkok karena menjadi perusahaan luar angkasa swasta pertama yang melakukannya setelah dua kali gagal yaitu start-up roket OneSpace dan LandSpace.

Mesin oksigen metana cair yang dapat digunakan kembali, JD-1, yang pertama dari jenisnya merupakan terobosan dalam teknologi roket pendaratan vertikal yang  telah menyelesaikan uji start sekunder.

Yao Bowen, wakil presiden iSpace, mengatakan kepada Global Times bahwa iSpace akan mempercepat pekerjaan R&D. Dia mengatakan perusahaan mungkin akan dapat mencapai penerbangan luar angkasa berawak sekitar tahun 2025.

Pada September 2018, iSpace mengirim tiga satelit ke sub-orbit menggunakan roket pengangkutnya, peluncuran satelit sektor swasta pertama di Tiongkok.

Roket sub-orbital terbang di ketinggian lebih dari 100 kilometer sebelum jatuh kembali ke bumi. (*)