Bolong.id - Puncak dari pertemuan Presiden Prabowo dan PM Tiongkok Li Qiang adalah menghadiri acara Indonesia-China Business Reception 2025 yang digelar di Hotel Shangrila Jakarta (24/5). Selain pemimpin kedua negara, acara ini dihadiri oleh sejumlah perusahaan asal Tiongkok seperti Yadea, CITIC Group, China Huadian, SAIC, dan Huawei.
Dilansir dari berbagai sumber, pertemuan ini menjadi ajang untuk membahas kemitraan strategis jangka panjang antara kedua negara, serta memperingati 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia–Tiongkok. Dalam pertemuan tersebut, kedua negara menegaskan komitmennya untuk membangun koridor ekonomi yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Salah satu pabrikan motor listrik asal Tiongkok, Yadea, lewat Chairmannya Dong Jinggui menyatakan minatnya bahwa ingin menjadi pelopor dalam transisi energi hijau di Indonesia, serta memberikan pengalaman berkendara yang unggul bagi konsumen.
Upaya Yadea di Indonesia tidak hanya mendukung pengurangan emisi karbon, tetapi juga bertujuan membangun ekosistem kendaraan listrik yang kuat di dalam negeri. Langkah ini diharapkan mampu mempercepat adopsi kendaraan listrik secara luas, dan berkontribusi pada tujuan nasional dalam hal keberlanjutan lingkungan.
Hingga kini, bisnis Yadea telah menjangkau lebih dari 100 negara, dengan membangun 10 pusat produksi serta fasilitas riset dan pengembangan, termasuk di Indonesia dan Vietnam. Dong Jinggui menegaskan bahwa Yadea ingin memperkuat kontribusinya dalam pengembangan sektor energi baru di Indonesia, sekaligus memperdalam kemitraan strategis kedua negara. Yadea berharap dapat memperkuat posisinya sebagai penyedia solusi mobilitas berkelanjutan.
Yadea menargetkan pemanfaatan teknologi manufaktur cerdas untuk mendukung transformasi industri, khususnya dalam sektor kendaraan ramah lingkungan. Yadea juga berkomitmen untuk mendukung kebijakan nasional Tiongkok dalam proses internasionalisasi industri dan perluasan bisnis global.(*)
Informasi Seputar Tiongkok
Advertisement
