Lama Baca 3 Menit

Gedung Putih: AS Targetkan 1 Persen Siswa China Berisiko Keamanan

03 October 2020, 07:00 WIB

Gedung Putih: AS Targetkan 1 Persen Siswa China Berisiko Keamanan-Image-1

Ilustrasi - Image from internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami

Washington, Bolong.id - Amerika Serikat menargetkan hanya sekitar satu persen dari 400.000 siswa Tiongkok di Amerika Serikat atas upaya Tiongkok untuk mengumpulkan teknologi AS dan informasi lainnya, ujar seorang pejabat tinggi Gedung Putih pada Rabu (30/9/20).

Matt Pottinger, Wakil Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih yang telah menjadi tokoh terkemuka dalam pengembangan kebijakan Tiongkok, Presiden Donald Trump, mengatakan sebagian besar mahasiswa Tiongkok disambut baik.

"Ini adalah pendekatan bedah," kata Pottinger dalam acara online yang diselenggarakan oleh Ronald Reagan Institute, mengacu pada kebijakan pemerintah yang menolak visa pelajar untuk warga negara Tiongkok yang dianggap sebagai risiko keamanan.

"Presiden Trump telah mengambil tindakan untuk menargetkan sekitar satu persen dari jumlah besar itu, untuk menargetkan peneliti Tiongkok yang berafiliasi dengan militer yang dalam beberapa kasus berada di sini dengan alasan palsu atau bahkan identitas palsu," katanya.

Kasus lain melibatkan individu yang datang ke Amerika Serikat untuk mendapatkan akses ke "teknologi yang akan berguna untuk kemajuan militer Tiongkok atau penindasan rakyat mereka sendiri," tambahnya.

Pottinger mengatakan mayoritas mahasiswa Tiongkok adalah "orang-orang yang kami senangi di sini dan banyak yang akan tinggal di sini dan memulai bisnis yang hebat."

Tindakan AS terhadap mahasiswa Tiongkok terjadi pada saat hubungan Tiongkok-AS berada pada titik terendah dalam beberapa dekade menjelang pemilihan kembali Trump pada 3 November 2020.

Dua negara ekonomi terbesar dunia telah bentrok karena sejumlah masalah, mulai dari isu perdagangan, hak asasi manusia hingga Hong Kong dan COVID-19

Departemen Luar Negeri AS mengatakan, bulan ini Amerika Serikat telah mencabut visa lebih dari 1.000 pelajar dan peneliti Tiongkok yang dianggap berisiko keamanan (menjadi mata-mata Tiongkok).

Tiongkok menyebut ini sebagai pelanggaran hak asasi manusia.

Washington mengatakan tindakan itu menyusul proklamasi 29 Mei 2020 oleh Trump sebagai tanggapan atas pembatasan Tiongkok pada demokrasi di Hong Kong.

Banyaknya mahasiswa Tiongkok yang belajar di Amerika Serikat mendatangkan pendapatan yang signifikan bagi universitas-universitas AS, meskipun pandemi COVID-19 sangat mengganggu kegiatan kembali ke kampus musim gugur ini, seperti dilansir dari Reuters. (*)