Lama Baca 5 Menit

iPhone 12 5G yang Baru Diluncurkan Picu Reaksi Beragam di China

15 October 2020, 11:44 WIB

iPhone 12 5G yang Baru Diluncurkan Picu Reaksi Beragam di China-Image-1

iPhone 12 - Image from CGTN

Shanghai, Bolong.id - Peluncuran iPhone 12 oleh Apple menarik reaksi beragam di Tiongkok Daratan pada Rabu (14/10/20), dengan penggemar mendukung model 5G untuk merek favorit mereka sementara yang lain berencana menunggu perangkat yang akan datang dari pesaing lokal seperti Huawei Technologies.

Peluncuran Apple yang sangat ditunggu-tunggu datang setelah merek-merek platform Android Tiongkok, seperti Huawei dan Xiaomi Corp telah meluncurkan perangkat 5G kelas atas yang kompatibel dengan jaringan telekomunikasi Tiongkok yang ditingkatkan. Apple dianggap terlambat oleh beberapa analis untuk melakukannya.

Di pasar terbesar kedua berdasarkan pendapatan, pengumuman Apple ramai dibahas di media sosial. Dengan lebih dari 6 miliar pemandang (views), tagar 'iPhone12' mencapai peringkat topik no. 1 di Weibo.

Ketika majalah bisnis Tiongkok caijing.com.cn membuka jajak pendapat yang menanyakan apakah konsumen akan membeli iPhone baru, yang akan memberi pengguna Apple akses 5G di pasar di mana jaringan seperti itu sudah tersebar luas, responden jajak pendapat hampir terbagi rata: sekitar 10.000 memilih tidak, 9.269 menjawab ya, dan lebih dari 5.400 orang mengatakan mereka masih mempertimbangkannya.

Tersedia untuk dipesan di Tiongkok mulai 16 Oktober 2020, iPhone 12 akan dibanderol dengan harga CNY5.499 (sekitar USD815,37 atau Rp12 juta) untuk versi 'mini', naik hingga CNY11.899 (Rp26 juta) untuk kisaran teratas.

Label harga tersebut  juga menjadi topik hangat, dengan banyak yang mengeluh bahwa harganya terlalu mahal. “Bagaimana bisa semahal ini bahkan tanpa pengisi daya atau earbud?,” ujar seorang komentator, merujuk pada pengumuman Apple bahwa mereka akan mengabaikan komponen-komponen tersebut dengan alasan lingkungan.

Banyak pengguna Weibo mengatakan, mereka mungkin menunda pemesanan iPhone 12 untuk menunggu pengumuman pesaing, Huawei Mate 40 Pro yang diharapkan bulan ini.

Namun, para analis mengatakan, mereka optimis tentang penerimaan iPhone 12 di Tiongkok. Mereka mengungkapkan perusahaan tersebut kemungkinan masih memiliki banyak pengguna setia yang telah menunda peningkatan perangkat hingga peluncuran iPhone 12 5G.

Dengan model baru tersebut, firma riset Canalys baru-baru ini merevisi perkiraannya untuk pengiriman iPhone ke Tiongkok pada kuartal keempat 2020 meningkat menjadi 14 persen year-on-year, sebuah peningkatan besar dari penurunan 1 persen yang semula diprediksi.

"Di Tiongkok saat ini, 5G bukanlah fitur premium, tapi fitur yang sudah seharusnya dimiliki," ujar Nicole Peng, yang melacak sektor smartphone Tiongkok di Canalys.

Peng mengatakan peluncuran 5G akan "memicu gelombang baru penggantian ponsel" untuk Apple di Tiongkok sebelum akhir tahun dan pada kuartal pertama 2021.

Canalys memperkirakan 50 persen pemilik ponsel Tiongkok akan menggunakan perangkat 5G pada akhir tahun 2020. Sebab, jaringan dan merek ponsel telah secara agresif mendorong penggantian ponsel. Hanya 29 persen pemilik ponsel AS yang akan menggunakan perangkat 5G pada saat yang bersamaan.

Apple juga dapat mengambil keuntungan dari potensi terurainya saingan kelas atas utamanya Huawei, yang dapat melihat divisi smartphone-nya ‘tumbang’ tahun depan karena pembatasan AS pada pasokan chipnya.

Neil Shah, Analis di Counterpoint Research, mengatakan ia mengharapkan Apple mendapat keuntungan "secara signifikan" dari potensi celah yang akan ditinggalkan karena pembatasan perdagangan AS pada Huawei untuk memproduksi ponsel baru dalam skala besar.

Di sisi lain, masih ada kekhawatiran bahwa Apple rentan terhadap meningkatnya ketegangan geopolitik antara Amerika Serikat dan Tiongkok.

Beijing diperkirakan akan mengungkap 'daftar entitas' yang melarang perusahaan domestik berbisnis dengan perusahaan asing tertentu di tengah spekulasi industri bahwa Apple dan perusahaan teknologi terkenal lainnya dapat menjadi sasaran.

Namun, sepanjang tahun lalu, sentimen konsumen belum berubah menjadi negatif pada Apple, meskipun masalah Huawei telah menjadi berita utama di Tiongkok.

Pengiriman unit Apple di Tiongkok meningkat 35 persen dari year-on-year di Tiongkok pada kuartal kedua tahun 2020, menurut Canalys, menjadikannya satu-satunya merek teratas selain Huawei yang melihat pertumbuhan positif - suatu prestasi yang diraihnya bahkan tanpa menawarkan perangkat 5G, sebagaimana dilansir dari Reuters. (*)