Sebuah seminar diadakan oleh Universitas Wanita China untuk menandai peringatan 25 tahun Konferensi Dunia Keempat tentang Wanita di Beijing pada 27 November 2020. - Image from China Daily
Beijing, Bolong.id - Tiongkok telah membuat kemajuan luar biasa dalam mempromosikan kesetaraan gender sejak Konferensi Dunia Keempat tentang Wanita di Beijing 1995, demikian seorang pejabat Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan pada Jumat (27/11/20).
Terobosan termasuk pengesahan undang-undang anti-kekerasan dalam rumah tangga negara pada 2015, yang mendukung perlindungan hukum bagi perempuan dan anak perempuan, kata Tian Di, pakar kemitraan di UN Women China, dalam sebuah seminar di Beijing.
Kemajuan dalam menutup kesenjangan gender juga dimungkinkan oleh perluasan e-commerce, yang memungkinkan pengusaha perempuan lebih banyak mengakses pasar, katanya.
Tian menambahkan, komitmen Tiongkok untuk mengurangi kemiskinan telah membantu mengurangi malnutrisi di antara gadis-gadis pedesaan dan meningkatkan peluang bagi mereka untuk mencari pelatihan akademis dan kejuruan.
"Wanita Tiongkok adalah penerima manfaat dari perkembangan pesat, dan juga kontributor," katanya.
Meskipun ada kemajuan, ketidaksetaraan berbasis gender tetap ada di seluruh dunia dalam berbagai bentuk, katanya.
Sepertiga perempuan di seluruh dunia pernah mengalami beberapa bentuk kekerasan seksual. Ada jauh lebih sedikit eksekutif perempuan, dan perempuan dibayar jauh lebih rendah daripada rekan laki-laki mereka. Mereka juga lebih rentan putus sekolah dan kehilangan pekerjaan terkait dengan pandemi COVID-19, kata Tian.
Seminar ini diadakan oleh China Women's University untuk memperingati 25 tahun Konferensi Dunia Keempat tentang Wanita, pertemuan yang terakhir. Phumzile Mlambo-Ngcuka, Wakil Sekretaris Jenderal PBB dan Direktur Eksekutif UN Women, menggambarkan pertemuan di Beijing sebagai "pertemuan global terbesar yang pernah ada" tentang kesetaraan gender.
Pada pertemuan tersebut, PBB mengadopsi Deklarasi Beijing dan Platform Aksi, yang menetapkan tujuan strategis dan kerangka kebijakan untuk mempromosikan kesetaraan gender dan memastikan hak-hak perempuan.
Dilansir dari China Daily, tiga konferensi dunia pertama tentang wanita diadakan di Mexico City, Meksiko, pada tahun 1975; Kopenhagen, Denmark, pada 1980; dan Nairobi, Kenya, pada tahun 1985. (*)
Advertisement