Beijing, Bolong.id - Tiongkok sangat mementingkan kerja sama paten internasional dan perlindungan kekayaan intelektual (IP). Hal ini diungkapkan Wang Wenbin, Wakil Direktur Departemen Informasi Kementerian Luar Negeri Tiongkok.
“Dalam tiga dekade terakhir sejak Tiongkok menjadi anggota Perjanjian Kerja Sama Paten (PCT), kami telah berpartisipasi aktif dalam revisi dan penyempurnaan PCT dan peraturan internasional lainnya, menyempurnakan sistem hukum kami mengenai HKI, dan terlibat dalam kerja sama produktif dengan Tiongkok,” ujar Wang Wenbin, Rabu (3/1/24).
Tiongkok telah menjadi negara yang paling banyak mengajukan permohonan paten internasional melalui PCT selama empat tahun berturut-turut, menjadikan Tiongkok sebagai salah satu negara terkemuka di dunia dalam bidang kekayaan intelektual dan inovasi.
Perlindungan kekayaan intelektual berfungsi sebagai pilar utama bagi pengembangan inovatif.
Dengan memanfaatkan kekayaan teknologi patennya, Tiongkok telah meningkatkan kualitas dan efisiensi kerja mereka di bidang kekayaan intelektual untuk melepaskan kreativitas dengan lebih cepat.
“Sejauh ini, Tiongkok telah mengajukan 126.400 permohonan paten global untuk panel surya, menempati peringkat pertama di dunia. 10 produsen NEV teratas di Tiongkok berdasarkan penjualan memiliki lebih dari 100.000 paten global, memimpin sektor ramah lingkungan dan rendah karbon serta memberikan dorongan kuat bagi pemulihan ekonomi dunia,” kata Wan.
Tiongkok telah memperluas keterbukaan dalam perlindungan kekayaan intelektual dan memupuk lingkungan bisnis kelas dunia yang berorientasi pasar, berbasis hukum, dan terinternasionalisasi.
Semakin banyak pelamar asing yang ingin berbisnis dan merencanakan portofolio paten mereka di Tiongkok.
Selama sekitar satu dekade terakhir, pemohon dari 115 negara mitra Belt and Road mengajukan permohonan untuk 253.000 paten di Tiongkok, peningkatan tahunan sebesar 5,4 persen.
Pada akhir tahun 2022, terdapat total 861.000 paten penemuan yang berlaku bagi pemohon luar negeri di Tiongkok, peningkatan dari tahun ke tahun sebesar 4,5 persen.
Hal ini menunjukkan pengakuan perusahaan-perusahaan yang didanai asing terhadap upaya Tiongkok dalam perlindungan kekayaan intelektual.
“Ke depan, Tiongkok akan terus menjunjung tinggi prinsip keterbukaan, inklusivitas, keseimbangan dan manfaat bagi semua, memperkuat pertukaran dan kerja sama dalam bidang Kekayaan Intelektual dengan semua negara, dan memajukan tata kelola global dalam bidang Kekayaan Intelektual yang lebih adil untuk memberikan lebih banyak manfaat inovasi kepada masyarakat. di seluruh dunia dan membangun komunitas dengan masa depan bersama bagi umat manusia,” ujar Wan. (*)
Informasi Seputar Tiongkok
