Lama Baca 3 Menit

'Wuhan Girl A Nian Diary' Novel True Story Gadis China Selama Lockdown

06 November 2020, 12:44 WIB

'Wuhan Girl A Nian Diary' Novel True Story Gadis China Selama Lockdown-Image-1

Cover Buku Wuhan Girl A Nian Diary - Image from GT

Wuhan, Bolong.id - "Apakah ini 'Diary Wuhan' lain seperti karya Fang Fang?" tanya netizen Tiongkok. Itu menanggapi wanita muda Wu Shangzhe (吴尚哲), dikenal sebagai A Nian (阿念), menerbitkan kisah keluarganya di Wuhan, Provinsi Hubei Tiongkok Tengah, selama lockdown COVID-19 terketat di dunia.

Pertanyaan sinis netizen itu terkait penerbitan buku Diary Wuhan, yang mengambil sikap kritis terhadap kebijakan lockdown di sana. Sedangkan,  Wuhan Girl A Nian Diary memproyeksikan kehangatan, empati, dan optimisme, memberikan harapan bagi banyak pembaca Tiongkok yang bergumul dengan kepahitan hidup.

"Saya hanya ingin merekam ceritanya, entah bagaimana takdir saya untuk melakukannya," kata A Nian, seorang wanita Wuhan berusia 26 tahun yang saat ini bekerja di Beijing, kepada Global Times, Kamis (5/11/20).

A Nian mengalami demam setelah dia kembali ke rumahnya di Wuhan untuk Tahun Baru Imlek dan dibawa ke Rumah Sakit Fangcang Wuhan, semacam rumah sakit darurat, untuk perawatan karantina pada bulan Februari 2020.

Neneknya yang berusia 89 tahun juga jatuh sakit dan dipindahkan ke Rumah Sakit Huoshenshan, sebuah rumah sakit lapangan khusus darurat, karena kondisinya yang parah. Agar tidak menjadi beban bagi keluarganya, nenek A Nian menolak pengobatan dan merelakan keinginannya untuk bertahan hidup.

Ketika A Nian mendengar hal ini, dia meminta untuk dipindahkan ke Rumah Sakit Huoshenshan untuk merawat neneknya. Setelah berbicara dengan dokter, permintaannya akhirnya disetujui dan dia berhasil dipindahkan ke Rumah Sakit Huoshenshan untuk menemani neneknya.

"'A Nian, kamu harus selamat dan kamu bisa melakukannya! Nenek, aku akan mengantarmu pulang.' Itulah keyakinan yang aku pegang selama masa kelam itu," kata A Nian, dikutip dari Global Times.

Selama segenap pengalamannya, wanita muda itu menyimpan buku harian tentang kehidupan sehari-harinya di media sosial dan mencoba menghibur neneknya. “Nenek akhirnya makan sepotong jeruk, meski sedikit enggan… Kondisi Nenek semakin membaik dari hari ke hari…” tulis penulis yang penuh harapan itu.

Namun, A Nian tidak dapat memenuhi tugasnya karena kondisi neneknya berangsur-angsur memburuk hanya dalam beberapa hari. Akhirnya, neneknya dikirim ke ICU dan pada 5 Maret 2020 meninggal dunia. (*)