Lama Baca 3 Menit

Fauci: Vaksin Covid-19 Efektif 75 %, Tapi di AS Sulit Dibasmi

10 July 2020, 09:00 WIB

Fauci: Vaksin Covid-19 Efektif 75 %, Tapi di AS Sulit Dibasmi-Image-1

Dr. Anthony Fauci - Image from Gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami

Washington, Bolong.id - Dr. Anthony Fauci mengatakan dia akan merasa puas dengan vaksin Covid-19 yang efektif 70% hingga 75% untuk memberikan kekebalan terhadap virus COVID-19. 

Tetapi itu tidak mungkin membuat Amerika Serikat (AS) akan mencapai tingkat kekebalan yang cukup untuk memadamkan wabah, jika banyak orang di AS anti-vaksin. 

Sebuah jajak pendapat yang dilakukan CNN pada bulan Juni 2020 lalu mengungkapkan bahwa sepertiga orang Amerika mengatakan mereka tidak akan mencoba mendapatkan vaksinasi terhadap COVID-19, bahkan jika vaksin tersebut tersedia secara luas dan berbiaya rendah.

Fauci mencatat bahwa sebagian besar orang di AS relatif memiliki perasaan umum anti-sains, anti-otoritas, anti-vaksin. Dengan kekuatan gerakan anti-vaksin tersebut, banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk mengedukasi orang tentang kebenaran akan vaksin. 

Fauci juga mengatakan, untuk menangkal pesan anti-vaksin, pemerintah AS telah memiliki program pendidikan vaksin. Meskipun begitu, upaya edukasi vaksin COVID-19 tidak akan mudah.

Pada wawancara dengan CNN yang ditayangkan pada Minggu malam (5/7/2020), Fauci mengatakan di negara-negara dimana orang-orang berkumpul tanpa menggunakan masker, bahwa itu adalah bencana. 

Sampai ada vaksin, salah satu kunci untuk mengendalikan virus adalah pelacakan kontak, yang dalam praktiknya dilakukan dengan mengisolasi orang yang terinfeksi, bertanya kepada mereka dengan siapa mereka memiliki kontak saat mereka tertular, dan kemudian mengkarantina kontak tersebut.

Namun, Fauci mengatakan bahwa AS tidak melakukan pelacakan kontak dengan baik untuk mencegah pandemi. Tetapi dia menambahkan, pelacakan kontak juga terhalang oleh kenyataan bahwa begitu banyak orang yang terinfeksi COVID-19 tidak memiliki gejala, dan karena mereka tidak tahu mereka sakit, tidak mungkin untuk melacak kontak mereka. 

Di daerah di mana virus menyebar di masyarakat, 20% hingga 40% dari mereka yang terinfeksi tidak menunjukkan gejala.

Berbeda dengan AS, menurut sebuah survei yang dilakukan oleh China Youth Daily mengungkapkan bahwa sebagian besar orang Tiongkok terus mempertahankan perlindungan diri dan kewaspadaan yang baik dalam pencegahan dan pengendalian pandemi COVID-19, dan percaya sepenuhnya untuk bekerja sama mematuhi respon COVID-19.

Ketika situasi pandemi sempat terkendali di Tiongkok, sebagian  besar orang Tiongkok masih mengenakan masker saat berada di luar ruangan. Pemerintah Tiongkok juga terus berupaya melakukan pelacakan virus dan menerapkan protokol kesehatan ketat di segala sektor untuk mengatasi dan mencegah pandemi. (*)