Lama Baca 3 Menit

Berbeda dari AS, Ini Strategi Baru Tiongkok di Pasar Keuangan!

16 June 2020, 17:13 WIB

Berbeda dari AS, Ini Strategi Baru Tiongkok di Pasar Keuangan!-Image-1

Ilustrasi Bendera AS-Tiongkok - Image from gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami

Beijing, Bolong.id - Beijing membuka pasar keuangannya yang bernilai US$ 45 triliun atau Rp 639 triliun bagi para investor asing. Dilansir dari laman portal People's Daily, bank sentral Tiongkok baru-baru ini mengeluarkan lisensi kepada perusahaan kartu kredit Amerika Serikat (AS) yang bernama American Express untuk pertama kalinya di Tiongkok.  

Berbeda dari AS yang secara aktif berusaha menghalangi para investor Tiongkok di pasar keuangannya guna menahan laju pertumbuhan ekonomi Tiongkok, Tiongkok punya strategi pendekatannya sendiri. Ketika AS masih berkutat pada masalah sosial, politik, ekonomi dalam negeri, Tiongkok justru berfokus pada pembangunan jangka panjangnya meskipun ada banyak tantangan. 

Dilansir dari Reuters pada Sabtu (13/6) kemarin, Bank Rakyat Tiongkok (中国人民 银行) telah menyetujui lisensi untuk Express (Hangzhou) Technology Services Co (杭州快捷科技服务有限公司) yakni perusahaan kartu kredit patungan antara American Express dan LianLian DigiTech Co. Hal ini menunjukan bahwa Tiongkok konsisten membuka peluang masuknya investor asing, khususnya perusahan AS ke pasar keuangan Tiongkok yang sangat besar, bisa mencapai sekitar US$ 27 triliun atau Rp 382 triliun.  

Langkah yang diambil Tiongkok ini tidak lain ditujukan untuk meningkatkan layanan pembayaran Tiongkok dan internasionalisasi yuan. Bahkan, dikabarkan American Express bukanlah satu-satunya lembaga keuangan AS yang diberi lisensi untuk memasuki pasar keuangan Tiongkok yang bernilai ratusan triliun itu. Hal ini menunjukan bahwa akan ada pembukaan lebih besar dan lebih luas lagi pada sektor keuangan ataupun sektor lainnya terlepas dari tindakan AS terhadap Tiongkok. 

Namun, menurut pernyataan Gao Lingyun (高凌云), seorang ahli di Akademi Ilmu Sosial Tiongkok (中国社会科学院) di Beijing pada hari Minggu (14/6/20) kemarin, kebijakan baru Tiongkok ini tidak berarti Tiongkok akan berdiam diri jika tindakan AS merusak kepentingan ekonomi dalam negeri. Apabila itu terjadi, Tiongkok akan membalas AS dan membantu perusahaan-perusahaan yang terkena dampak itu.