Lama Baca 3 Menit

Miris, Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun 2020 Ternyata Minus!

01 June 2020, 19:14 WIB

Miris, Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun 2020 Ternyata Minus!-Image-1

Sri Mulyani Indrawati, Menteri Keuangan Indonesia - Image from gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami

Jakarta, Bolong.id - Pada hari Senin, 18 Mei 2020, melalui konferensi video, Sri Mulyani Indrawati selaku Menteri Keuangan RI menyampaikan dua proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2020 setelah terkena dampak pandemi COVID-19. Beliau menggunakan skenario berat dan sangat berat untuk memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada semua sektor, baik konsumsi maupun investasi. 

Jika dilihat dari angka-angka pertumbuhan ekonomi pada kuartal I tahun 2020, semuanya merosot tajam jika dibandingkan dengan kuartal I tahun 2019. Konsumsi Indonesia pada kuartal I tahun 2020 hanya tumbuh 2,7% dibandingkan tahun lalu yang dapat mencapai 5,3%. Kemudian, investasi Indonesia pada kuartal I tahun 2020 menyentuh 1,7%, sangat jauh dibandingkan dengan tahun lalu yang bisa tumbuh di atas 5%. "Dengan skenario berat, pertumbuhan ekonomi bisa mencapai 2,3% dan dengan skenario sangat berat bisa menyentuh minus 0,4%," tambah Sri Mulyani (18/5/2020), seperti yang dilansir dari laman cnbcindonesia. 

Proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang menurun seperti ini tak dapat dipungkiri dapat menambah angka kemiskinan dan pengangguran di Indonesia. Dalam skenario berat, di mana pertumbuhan ekonomi bisa menyentuh 2,3%, maka akan ada penambahan angka kemiskinan sebesar 1,89 juta orang dan pengangguran 2,92 juta orang. Sementara dalam skenario sangat berat, angka kemiskinan akan menambah 4,86 juta orang dan angka pengangguran baru bisa bertambah 5,23 juta orang. Melihat masalah ini, Ibu Sri Mulyani dan segenap jajaran pemerintah akan mendesain langkah kebijakan penanganan dan pemulihan ekonomi yang diarahkan pada kebaikan di sisi demand (permintaan), dilansir dari cnbcindonesia.com.

Sementara itu, dilansir dari cnnindonesia.com, pertumbuhan ekonomi Tiongkok tercatat minus 6,8% pada kuartal I 2020 atau terburuk sejak 1976 sebagai dampak dari pandemi COVID-19. Namun, sebagai negara pertama yang terjangkit virus COVID-19, sekaligus negara pertama yang melonggarkan pembatasan wilayah akibat pandemi COVID-19, ekonomi negara yang berorientasi pada permintaan domestik ini kemungkinan akan kembali ke level pra-COVID-19 pada kuartal III/2020, seperti yang dilansir dari bisnis.com.*

 Sumber: cnbcindonesia, ekonomi.bisnis.com, cnnindonesia.com