Lama Baca 3 Menit

Waduh, Tiga Jenis Virus Corona di Indonesia Berbeda dengan di Dunia?

06 June 2020, 12:49 WIB

Waduh, Tiga Jenis Virus Corona di Indonesia Berbeda dengan di Dunia?-Image-1

Virus Corona - Image from gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami

Jakart, Bolong.id - Prof Amin Soebandrio, Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman (LBME) menyatakan terdapat 3 jenis virus corona di Indonesia yang tidak masuk kelompok besar S, G maupun V seperti yang ditemukan di dunia. Menurut Prof Amin seperti dilansir dari laman portal Kompas.com pada Kamis (4/6/20) lalu, karena tidak termasuk kelompok besar virus corona di dunia maka untuk sementara ketiga virus tersebut dikategorikan sebagai kategori ‘lainnya’. Informasi ini diketahui setelah sebelumnya LBME mengirim sebanyak tujuh Whole Genome Sequencing (WGS) virus corona dari Indonesia ke lembaga Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID).

Menurut lembaga analisis data genom virus di dunia, NEXTSTRAIN, ketiga jenis virus yang dikategorikan ‘lainnya’ itu masuk dalam kelompok 19A yang berarti ditemukan pada tahun 2019. Munculnya virus baru yang berbeda dengan virus di dunia ini juga ditanggapi oleh pakar Epidemiologi Universitas Indonesia (UI), Pandu Riono.

Menurutnya, hal ini menandakan adanya indikasi jika virus corona terus bermutasi. Dirinya menambahkan, agar bisa terungkap dengan jelas, maka harus dilihat juga dari keseluruhan pihak yang melaporkan jenis virus supaya dapat terdeteksi polanya, apakah bermutasi di Indonesia atau di luar Indonesia. "Sehingga dapat mengantisipasi semua jenis virus corona dalam pembuatan vaksin," ujarnya. Pandu menegaskan, bahwa pembuatan vaksin ditujukan untuk semua jenis virus corona di seluruh dunia. Oleh karena itu mustahil apabila satu negara membuat vaksin secara mandiri. Terlepas dari itu semua, ia memuji upaya badan-badan di Indonesia dalam melaporkan setiap jenis virus corona. 

Virus corona sendiri pertama kali berhasil diisolasi pada 1937 dari virus bronkitis yang menginfeksi unggas. Saat itu, virus ini sampai menurunkan populasi unggas. Selama 70 tahun terakhir, para ilmuwan telah menemukan bahwa virus corona dapat menginfeksi tikus, anjing, kucing, kalkun, kuda, babi, dan ternak. Pada Desember 2019 lalu, di Wuhan, pertama kali terdeteksi virus corona jenis baru yang diidentifikasi sebagai 2019-nCoV. Pada hari ini tercatat sudah terdapat lebih dari 213 negara yang terinfeksi virus mematikan tersebut.*