Lama Baca 4 Menit

Simak, inilah Perbedaan Maag dan Naiknya Asam Lambung (GERD)!

29 January 2021, 23:37 WIB

Simak, inilah Perbedaan Maag dan Naiknya Asam Lambung (GERD)!-Image-1

Simak, inilah perbedaan maag dan asam lambung (GERD) - Image from Gambar diambil dari Internet, jika ada keluhan hak cipta silahkan hubungi kami.

Jakarta, Bolong.id – Maag dan naiknya asam lambung atau GERD adalah penyakit yang sama-sama menyerang pada lambung. Tidak jarang, banyak orang yang mengira keduanya adalah penyakit yang sama. Namun, faktanya, meskipun memiliki gejala yang mirip, kedua penyakit ini menyerang organ tubuh yang berlainan dan merupakan dua penyakit yang berbeda.

Dilansir dari Kompas.com, maag atau gastritis adalah kondisi yang dialami ketika lapisan pelindung yang ada di lambung meradang atau membengkak. Peradangan ini biasanya dipicu oleh infeksi bakteri yang mengakibatkan luka di lambung.

Di sisi lain, naiknya asam lambung yang berlebihan atau Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) terjadi ketika asam lambung keluar dari perut dan naik ke kerongkongan. Hal ini dapat dipicu oleh konsumsi makanan yang tidak tepat atau obat-obatan tertentu yang dapat melukai lambung. Akhirnya, katup pada sistem pencernaan pun menjadi tidak berfungsi optimal.

Selain mengkonsumsi makanan pemicu atau mengandung gas serta makan berlebihan, GERD juga dapat muncul jika kita berbaring setelah makan. Kenaikan asam lambung ini dapat membuat seseorang merasakan sensasi panas atau terbakar di dada dan bagian belakang mulut.

Untuk lebih jelasnya, berikut perbedaan maag dan GERD:

Anatomi

Secara anatomi, maag berhubungan dengan iritasi pada dinding lambung sedangkan GERD dipicu oleh terganggunya fungsi suatu otot di kerongkongan, yaitu sfingter esofagus. Sfingter esofagus adalah otot katup yang memungkinkan makanan masuk ke lambung sekaligus membantu menjaga agar makanan tidak kembali ke kerongkongan. Iritasi pada stingfer ini dapat menyebabkan katup ototnya melemah atau bahkan rusak. Akibatnya, cairan pencernaan asam lambung yang harusnya tertahan malah naik kembali ke kerongkongan dan GERD pun terjadi.

Penyebab

Penyebab maag bisa bermacam-macam, antara lain lapisan lambung yang tipis dan infeksi bakteri Helicobacter pylori. Sedangkan pada GERD, penyebabnya adalah kondisi hiatus hernia, yaitu ketika bagian lambung yang menonjol masuk ke esofagus. Beberapa jenis makanan berlemak dan asam, minuman soda dan kopi, rokok, alkohol, obat-obatan tertentu, dan hormon juga mungkin menjadi faktor penyebab GERD.

Gejala

Berikut adalah gejala maag:

  • Mual Muntah
  • Perasaan begah di perut bagian atas, terutama setelah makan
  • Gangguan pencernaan
  • Sakit perut dan perut kembung
  • Kehilangan selera makan
  • Muntah darah atau muntah berwarna hitam seperti biji kopi
  • Tinja berwarna hitam

Sedangkan gejala GERD adalah:

  • Sensasi terbakar di dada (heartburn), biasanya setelah makan yang mungkin memburuk di malam hari
  • Sakit dada
  • Kesulitan menelan
  • Makanan atau cairan asam naik ke kerongkongan (regurgitasi)
  • Sensasi seperti ada benjolan atau yang mengganjal di tenggorokan

Jika kamu memiliki refluks asam atau GERD kronis di malam hari, kamu mungkin juga mengalami:

  • Batuk kronis
  • Radang tenggorokan
  • Sesak napas seperti asma
  • Tidur terganggu

Untungnya, baik maag maupun GERD dapat dicegah dengan menerapkan pola hidup yang sehat serta menerapkan beberapa hal ini:

  • Hindari mengkonsumsi zat-zat yang dapat mengiritasi perut
  • Makan dengan tertib, jangan makan dalam porsi besar dengan terburu-buru
  • Jangan berbaring setelah makan
  • Hindari merokok
  • Menurunkan berat badan jika kelebihan berat badan (*)


Agi Widjaya/Penulis

Esy Gracia/Editor