Cek Fakta Tuduhan AS Terhadap Tiongkok - Image from : gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami
Politisi dan outlet media AS membuat klaim buruk akan COVID-19, klaim ini dianggap mengalihkan kesalahan pemerintah AS dalam penanganan wabah, kepada Tiongkok. Menanggapi hal ini, pemerintah Tiongkok menyangkal segala tuduhan tersebut dengan merilis fakta-fakta dibalik tuduhan AS terhadap Tiongkok:
Berikut adalah pengecekan fakta yang dirilis pemerintah Tiongkok atas tuduhan-tuduhan tersebut:
1. Tuduhan: COVID-19 adalah "virus Tiongkok" atau “virus Wuhan”
Faktanya: WHO telah menjelaskan bahwa pemberian nama suatu penyakit tidak boleh dikaitkan dengan negara atau tempat tertentu.
2. Tuduhan: Wuhan adalah asal virus COVID-19
Faktanya: Menjadi yang pertama melaporkan adanya virus COVID-19, tidak berarti bahwa Wuhan adalah tempat asal virus tersebut. Padahal, asal usulnya masih belum bisa diidentifikasi. Penelusuran asal virus adalah masalah ilmiah yang serius, yang harus berdasarkan pada sains dan harus dipelajari oleh para ilmuwan dan pakar medis.
3. Tuduhan: Virus ini diciptakan oleh Institut Virologi Wuhan (武汉病毒研究所)
Faktanya: Semua bukti yang tersedia menunjukkan bahwa SARS-CoV-2 muncul secara alami, bukan buatan manusia.
4. Tuduhan: COVID-19 tidak sengaja bocor dari Institut Virologi Wuhan
Faktanya: Laboratorium Keamanan Hayati Nasional Wuhan (Wuhan National Biosafety Laboratory; Laboratorium P4 Wuhan; 武汉病毒研究所P4实验室) adalah program kerjasama antara pemerintah Tiongkok dan Prancis. Institut ini tidak memiliki kemampuan untuk merancang dan mensintesis virus COVID-19, dan tidak ada bukti kebocoran patogen atau infeksi staf di institut tersebut.
Institut Virologi Wuhan - Image from : gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami
5. Tuduhan: Tiongkok menyebarkan virus ke dunia
Faktanya: Tiongkok mengambil langkah-langkah ketat dengan waktu sesingkat mungkin, yang akhirnya berhasil menahan virus tersebut di Wuhan. Statistik menunjukkan bahwa sangat sedikit kasus virus yang berasal dari Tiongkok.
6. Tuduhan: Orang Tiongkok tertular virus saat makan kelelawar
Faktanya: Kelelawar tidak pernah menjadi bagian dari menu makanan Tiongkok. Kelelawar juga tidak dijual di pasar ikan laut di Wuhan, tempat virus ini ditemukan menyebar pada tahap awal pandemi.
7. Tuduhan: Tiongkok membuka kembali pasar basah satwa liar
Faktanya: Tidak ada yang disebut "pasar basah satwa liar" di Tiongkok. Tiongkok telah mengeluarkan undang-undang yang melarang semua perburuan ilegal dan perdagangan hewan liar.
8. Tuduhan: Tiongkok menutup-nutupi informasi seputar COVID-19 yang mengakibatkan penyebaran virus terus meluas
Faktanya: Apa yang terjadi adalah, adanya serangan tak terduga dari virus yang tidak dikenal manusia. Butuh waktu untuk belajar dan memahaminya. Tiongkok telah memberikan informasi dengan tepat waktu, terbuka, transparan dan bertanggung jawab kepada seluruh dunia.
9. Tuduhan: Tiongkok menangkap Dr. Li Wenliang (李文亮), yang melaporkan mengenai virus ini ke publik
Faktanya: Dr. Li Wenliang bukanlah seorang pelapor, dan dia tidak pernah ditangkap.
Dr. Li Wenliang (李文亮) - Image from : gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami
10. Tuduhan: Tiongkok terlambat mengungkapkan informasi tentang penularan dari manusia ke manusia
Faktanya: Pesan-pesan dari Tiongkok dan WHO malahan tepat waktu dilaporkan, dengan peringatan yang kuat. AS tahu tentang bahaya virus tersebut selama ini dan memutuskan untuk tidak melakukan apa-apa.
11. Tuduhan: Tiongkok tidak transparan dalam merilis data
Faktanya: Tiongkok telah sepenuhnya terbuka dan transparan mengenai data COVID-19 di negaranya. Sejak 21 Januari, situasi pandemi di hari-hari sebelumnya terus diterbitkan di web resmi. Sejak 27 Januari 2020, konferensi pers dilakukan setiap harinya untuk memberitahukan informasi penting seputar pandemi kepada masyarakat.
12. Tuduhan: Tiongkok menutupi sejumlah besar kasus pada awal merebaknya COVID-19
Faktanya: Revisi data oleh Wuhan adalah praktik internasional yang umum. Hal ini membuktikan bahwa Tiongkok terbuka, transparan dan bertanggung jawab.
13. Tuduhan: Tiongkok telah menyebarkan informasi palsu tentang COVID-19
Faktanya: Tiongkok selama ini terbuka dan transparan dalam hal merilis informasi. Sebaliknya, beberapa politisi AS, cendekiawan, dan outlet media yang memusuhi Tiongkok terus memfitnah dan menyerang Tiongkok. Sebaliknya, Tiongkok adalah korban informasi palsu.
14. Tuduhan: Sistem politik Tiongkok adalah akar penyebab masalah
Faktanya: Virus tidak mungkin bisa membedakan antara ideologi atau sistem sosial. Partai Komunis Tiongkok dan pemerintah Tiongkok telah memainkan peran penting dalam memimpin rakyat Tiongkok dalam perjuangan melawan COVID-19 selama ini dan terbukti berhasil.
15. Tuduhan: Tiongkok mengusir jurnalis AS untuk menyembunyikan kebenaran tentang COVID-19
Faktanya: Tindakan Tiongkok adalah tanggapan terhadap penindasan jangka panjang AS terhadap media Tiongkok di AS, terutama pengusiran yang terjadi baru-baru ini terhadap 60 jurnalis Tiongkok. Tiongkok telah merilis informasi secara terbuka, transparan, bertanggung jawab, dan tepat waktu.
16. Tuduhan: Tiongkok mengendalikan WHO
Faktanya: Tiongkok dengan tegas mendukung multilateralisme. Untuk waktu yang lama, Tiongkok telah memelihara komunikasi dan kerjasama yang baik dengan WHO, tetapi Tiongkok tidak pernah memanipulasi WHO. Sebagai sumber pendanaan terbesar WHO, Amerika Serikat malah menangguhkan pendanaan, yang dengan sepakat ditentang oleh komunitas internasional.
17. Tuduhan: WHO gagal menanggapi dengan serius situasi COVID-19 di Taiwan, Taiwan melaporkan virus pada tanggal 31 Desember 2019, sedini mungkin, tetapi malah tidak diperhatikan
Faktanya: Wilayah Taiwan di Tiongkok tidak mengirimkan peringatan kepada WHO. Apa yang dilakukannya adalah meminta lebih banyak informasi dari organisasi setelah Komisi Kesehatan Kota Wuhan melaporkan penyakit tersebut.
Taiwan Merupakan Bagian dari Tiongkok - Image from : gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami
18. Tuduhan: Tiongkok telah memblokir Taiwan untuk bergabung dengan WHO, yang membahayakan penduduk Taiwan
Faktanya: Taiwan, yang menjadi bagian dari Tiongkok, tidak memiliki hak untuk bergabung dengan WHO, yang keanggotaannya membutuhkan status negara berdaulat. Kerjasama teknis antara Taiwan dan Tiongkok, serta WHO tidak terhalang.
19. Tuduhan: Tiongkok bertanggung jawab atas penyebaran COVID-19 secara global
Faktanya: Tidak ada dasar hukum untuk meminta pertanggungjawaban Tiongkok dan membuatnya membayar akibat dampak COVID-19. Pada dasarnya, beberapa politisi AS berusaha untuk melempar kesalahan kepada negara lain.
20. Tuduhan: Tiongkok telah mengambil untung dari COVID-19
Faktanya: Meskipun masih ada tugas yang berat untuk memerangi COVID-19 di Tiongkok, Tiongkok telah menyediakan pasokan medis ke negara lain sebaik mungkin.
21. Tuduhan: Bantuan anti-pandemi Tiongkok ke negara-negara lain adalah untuk memenuhi tujuan politik
Faktanya: Bantuan Tiongkok untuk negara-negara lain adalah bentuk balas jasa atas kebaikan mereka dalam membantu Tiongkok dalam melawan COVID-19 kemarin. Ini juga merupakan langkah konkret untuk mewujudkan visi membangun komunitas saling membantu antar umat manusia.
22. Tuduhan: Tiongkok ikut campur dalam pemilihan presiden AS
Faktanya: Tiongkok mengikuti prinsip untuk tidak ikut campur dalam urusan internal negara lain. Jika memang ada, itu malah terjadi pada beberapa politisi AS yang menjelek-jelekkan Tiongkok, sebagai taktik untuk memenangkan pilihan politik mereka.
23. Tuduhan: Tiongkok memberlakukan pembatasan ekspor pasokan COVID-19
Faktanya: Tujuannya untuk memastikan kualitas yang baik untuk semua alat medis yang diekspor.
24. Tuduhan: Tiongkok mendiskriminasi orang Afrika di Tiongkok
Faktanya: Tindakan pencegahan COVID-19 di Tiongkok berlaku untuk orang Tiongkok dan orang asing, tanpa diskriminasi sekalipun. Tiongkok mengikuti kebijakan tanpa menggunakan kata-kata dan tindakan diskriminatif.
Seperti yang dikatakan Abraham Lincoln, "Anda dapat membodohi semua orang sekali, bahkan kepada orang lainnya berkali-kali, tetapi Anda tidak dapat membodohi semua orang selamanya."
Advertisement