Lama Baca 3 Menit

Gerai Burger King di Tiongkok Ditutup Pasca Temuan Makanan Kadaluarsa

19 July 2020, 12:21 WIB

Gerai Burger King di Tiongkok Ditutup Pasca Temuan Makanan Kadaluarsa-Image-1

Gerai Burger King di Tiongkok Ditutup, Kenapa? - Image from : gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami

Shanghai, Bolong.id - Rantai restoran cepat saji Amerika Serikat (AS), Burger King, telah menangguhkan operasi di sejumlah gerainya di Tiongkok timur. Saat ini, mereka tengah diselidiki karena dugaan menyajikan makanan kadaluarsa kepada pelanggan.

Skandal ini terbongkar setelah ditayangkan di CCTV, sebuah stasiun televisi milik pemerintah Tiongkok, dalam acara tahunan "315 Night Show" yang berkaitan dengan hak-hak konsumen. Acara ini telah ditayangkan di CCTV setiap tahunnya pada tanggal 15 Maret yang bertepatan dengan Consumer Rights Day, sejak tahun 1991. Program tahun ini, yang harus ditunda hingga Kamis (16/7/2020) lalu karena pandemi, disaksikan secara luas karena menumpas bisnis secara lengkap, termasuk yang berasal dari luar negeri.

Selain Burger King, perusahaan terkemuka AS lainnya yang mendapat kecaman dalam program tahun ini adalah pembuat mobil General Motors yang dikritik karena kesalahan transmisi dalam salah satu modelnya. Selain itu, pengolah makanan di provinsi timur Shandong, dituduh menggunakan pestisida ilegal dalam bisnis pengembangbiakan teripang.

Alibaba Group Holding, Apple dan Starbucks telah menjadi target "315 Night Show" pada tahun-tahun sebelumnya, mengundang permintaan maaf dari mereka yang dituduh melakukan pelanggaran. Namun, kecaman terhadap Burger King dan GM, satu-satunya perusahaan asing yang disebutkan tahun ini, bertepatan dengan meningkatnya ketegangan antara Tiongkok dan AS.

Restoran Burger King di Provinsi Jiangxi, Tiongkok timur dikatakan telah menjual burger dan nugget kadaluarsa dengan mengganti label di bawah instruksi dari manajer toko. Setelah siaran, Burger King Tiongkok mengeluarkan permintaan maaf dan berjanji untuk menyelidiki tuduhan tersebut. "Tindakan oleh gerai-gerai ini secara serius melanggar filosofi perusahaan kami tentang 'Pelanggan adalah Raja'," kata Burger King tak lama setelah siaran, dilansir dari nikkei.com.

Skandal yang disiarkan program ini tentu saja menarik reaksi keras dari para warganet di media sosial, mempertanyakan praktik keamanan pangan dari gerai restoran tersebut, sebuah masalah yang menjadi perhatian nasional ketika Tiongkok tengah berupaya mengendalikan penyebaran COVID-19. "Kalian tidak melakukan apa-apa sampai diekspos," kata seorang pengguna media sosial Tiongkok, Weibo (微博).

Burger King Tiongkok telah mendapat lisensi di bawah

Restaurant Brands International

dan dikelola oleh

TAB Food Investments

, konglomerat Turki yang juga menjalankan rantai restoran tersebut di Turki. Burger King memiliki lebih dari 1.300 gerai di 150 kota di Tiongkok dan telah beroperasi di negara tirai bambu ini sejak tahun 2012. (*)