Lama Baca 3 Menit

Italia Sebut Tiongkok Sebagai Mitra Utama yang Strategis

27 August 2020, 05:00 WIB

Italia Sebut Tiongkok Sebagai Mitra Utama yang Strategis-Image-1

Kemenlu Italia Luigi Di Maio dan Kemenlu Tiongkok Wang Yi pada Pertemuan Hari Selasa (25/8/2020) di Roma, Italia - gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami

Roma, Bolong.id - “Italia dan Tiongkok perlu menjalin hubungan yang lebih dekat,” ungkap Menteri Luar Negeri Italia Luigi Di Maio pada hari Selasa (25/8/2020). Pernyataan ini berpotensi membuat Roma berselisih dengan Washington, di tengah ketegangan di antara kedua ekonomi terbesar di dunia tersebut. Di Maio mengungkapkan hal ini setelah pembicaraannya dengan Menteri Luar Negeri Tiongkok Wang Yi (王毅) yang memulai kunjungan kenegaraan ke Eropa, termasuk Belanda, Norwegia, Prancis dan Jerman.

“Itu adalah pertemuan yang sangat bermanfaat,” kata Di Maio, menambahkan bahwa dia telah berdiskusi dengan Wang bagaimana meluncurkan kembali kemitraan strategis Tiongkok-Italia dari sudut pandang ekonomi dan industri.

Wang mengatakan kepada wartawan bahwa penting bagi Tiongkok dan Uni Eropa untuk memperkuat hubungan dan memperdalam kerjasama demi mengatasi pandemi COVID-19.

Italia juga menjadi ekonomi besar Barat pertama yang bergabung dengan proyek infrastruktur internasional Tiongkok, Belt and Road Initiative, ketika menandatangani serangkaian kesepakatan pada 2019.

Sementara itu, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyalahkan Beijing atas penyebaran penyakit yang pertama kali diidentifikasi di Tiongkok tahun 2019 lalu itu. Dia juga ingin membatasi perkembangan global raksasa telekomunikasi Tiongkok, Huawei Technologies Co dengan tuduhan bahwa perusahaan tersebut bertindak sebagai mata-mata bagi pemerintah Tiongkok.

Italia sendiri belum bergabung dengan Amerika Serikat dalam memberlakukan pembatasan pada Huawei dan Di Maio tidak menyebut perusahaan tersebut dalam sambutannya. Dalam referensi yang jelas tentang ketegangan dengan Washington, Wang mengatakan Tiongkok tidak ingin melihat Perang Dingin.

"Perang Dingin akan menjadi sebuah langkah kemunduran," katanya, dilansir dari laman Reuters. “Kami tidak akan membiarkan negara lain melakukan ini untuk kepentingan pribadi mereka sendiri, sekaligus merusak kepentingan negara lain.”

Di Maio mengatakan dia telah mengangkat masalah Hong Kong dengan Wang, mengatakan hak dan kebebasan warganya harus dihormati. Tiongkok meluncurkan undang-undang keamanan nasional pada bulan Juli lalu yang menurut pengunjuk rasa pro-demokrasi Hong Kong dan Barat melanggar perjanjian Sino-Inggris 1984 yang menjamin otonomi Hong Kong setelah diserahkan kembali pada Tiongkok pada 1997. (*)