Lama Baca 3 Menit

India Bakal Terus Larang Game PUBG

26 September 2020, 13:33 WIB

India Bakal Terus Larang Game PUBG-Image-1

India Bakal Terus Larang Game PUBG - gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami

New Delhi, Bolong.id - India diprediksi tidak mungkin mencabut larangan PlayerUnknown's Battlegrounds (PUBG) menyusul keputusan PUBG Corp untuk mencabut hak penerbitan game seluler tersebut di negara itu dari Tencent Tiongkok, kata seorang pejabat senior pemerintah setempat, Jumat (25/9/2020).

PUBG, game pertarungan multipemain daring yang populer, termasuk di antara 118 aplikasi seluler asal Tiongkok yang dilarang oleh New Delhi pada awal bulan September ini. Hal itu pun berujung pada PUBG Corp, unit dari perusahaan Korea Selatan di belakang game tersebut, mengumumkan tidak lagi memberi Tencent Games hak untuk menerbitkan game ini di India. Pihak perusahaan juga mengatakan sedang mencari cara untuk terus menyediakan PUGB kepada pengguna India di masa depan.

Struktur kepemilikan baru, bagaimanapun, tidak mungkin untuk mengubah banyak hal dengan segera, kata seorang sumber yang menolak namanya dipublikasikan, dilansir dari Reuters, Sabtu (26/9/2020).

"Sifat kekerasan dari game ini telah menyebabkan banyak keluhan dari semua pihak," kata sumber itu. "Itu tidak berubah dengan perubahan hak kepemilikan."

Seorang juru bicara PUBG Corp di Korea Selatan mengatakan perusahaan sedang meninjau dengan cermat kekhawatiran India dan siap untuk mengerjakan apa pun yang perlu diperbaiki.

Perusahaan juga telah melakukan pembicaraan dengan Jio Platforms, unit digital konglomerat India Reliance Industries, untuk membawa game tersebut tersedia kembali di pasar terbesarnya.

"Kami telah melakukan pembicaraan awal dengan Jio Platforms untuk mencari peluang kerja sama, tetapi belum ada yang diputuskan," kata juru bicara PUBG.

Sementara itu, New Delhi secara resmi menyatakan telah melarang aplikasi tersebut karena mereka mengumpulkan data pengguna dan menimbulkan ancaman bagi keamanan nasional, langkah tersebut secara luas dilihat sebagai cara untuk menekan perusahaan teknologi Tiongkok setelah kebuntuan selama berbulan-bulan antara India dan Tiongkok di sepanjang perbatasan Himalaya yang disengketakan.