Taiwan Laporkan Pesawat Tiongkok Masuki Wilayahnya 46 Kali - gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami
Taipei, Bolong.id - Tiongkok telah memasuki wilayah udara Taiwan sebanyak 46 kali dalam sembilan hari terakhir, kata kementerian pertahanan pulau itu, ketika Beijing meningkatkan tekanan di pulau yang dianggap sebagai bagian dari wilayahnya itu.
Sebuah pesawat dari Tentara Pembebasan Rakyat melanggar zona identifikasi pertahanan udara pulau itu di ketinggian 2.300 meter dan 9.000 meter pada hari Kamis (24/9/2020) dalam apa yang digambarkan sebagai tindakan "provokatif", dilansir dari laman aljazeera.com, Minggu (27/9/2020).
Kementerian tersebut mengatakan melalui akun Twitter bahwa pihaknya mencurigai pesawat itu adalah pesawat anti-kapal selam Yun-8. Sebagai tanggapan, pihak militer laut Taiwan telah menyiarkan radio peringatan, pesawat tempur acak, dan mengerahkan sistem rudal anti-pesawat.
Pada hari Selasa, Menteri Luar Negeri Joseph Wu mendesak Beijing untuk "kembali ke standar internasional yang beradab" setelah seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok secara terbuka menolak batas laut di Selat Taiwan dengan mengatakan bahwa Taiwan adalah bagian tak terpisahkan dari wilayah Tiongkok.
Ketegangan antara Tiongkok dan Taiwan telah meningkat sejak Presiden Tsai Ing-wen pertama kali mengambil alih kekuasaan pada tahun 2016, dan semakin meningkat sejak ia terpilih kembali secara telak pada bulan Januari lalu. Tsai menolak pandangan Beijing bahwa Taiwan adalah bagian dari satu-Tiongkok.
Selain itu, posisi Amerika Serikat yang dengan tegas terus mendukung Taiwan, di tengah kemerosotan tajam dalam hubungannya dengan Beijing, telah menambah ketegangan.
Kementerian pertahanan Taiwan mengatakan serangan tersebut terjadi paling intens pada akhir pekan lalu ketika Keith Krach, wakil menteri luar negeri AS untuk urusan ekonomi, energi dan lingkungan, tiba di pulau itu untuk bertemu Tsai dan menghadiri upacara peringatan mantan Presiden Lee Teng-hui. Krach adalah pejabat paling senior dari Departemen Luar Negeri AS yang mengunjungi pulau itu dalam 40 tahun terakhir. (*)
Advertisement