Beijing, Bolong.id - Produksi dan harga pangan yang stabil di Tiongkok berkontribusi besar pada ketahanan pangan global pasca COVID-19, kata badan utama Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
"Dengan penyebaran virus Corona baru dengan cepat, dampak pandemi COVID-19 di pasar pertanian dan makanan global menjadi semakin nyata," kata pihak Organisasi Pangan dan Pertanian PBB atau Food and Agriculture Organization (FAO).
"Sebagai salah satu pengekspor dan importir terbesar komoditas pertanian, pasokan pangan, stok, dan konsumsi Tiongkok yang kuat berkontribusi sebagai penstabil yang hebat dalam pasar pangan internasional dan ketahanan pangan," dilansir dari China Daily, Minggu (18/10/2020).
Tiongkok diperkirakan akan mendapatkan panen yang baik pada tahun 2020 ini dengan total produksi biji-bijian diharapkan tetap pada 650 juta ton untuk enam tahun berturut-turut, terlepas dari dampak COVID-19 dan banjir di beberapa daerah, menurut Kementerian Pertanian dan Urusan Pedesaan Tiongkok.
Total produksi biji-bijian untuk panen musim panas tahun 2020 ini melebihi 142 juta ton, naik 0,9 persen dibandingkan dengan musim panas 2019 lalu, menurut Biro Statistik Nasional Tiongkok. FAO mengatakan produksi tanaman gandum dan impor sereal di Tiongkok stabil, serta harga beras dan gandum, dua tanaman terpenting di Tiongkok, secara umum tetap stabil sejak awal tahun 2020 ini.
Namun, di seluruh dunia, ketahanan pangan menghadapi tantangan yang disebabkan oleh pandemi. 130 juta orang di seluruh dunia diperkirakan menderita kelaparan tahun ini, menurut sebuah laporan yang dirilis bersama pada bulan Juli oleh lima organisasi internasional termasuk FAO, Program Pangan Dunia PBB dan Organisasi Kesehatan Dunia.
Dalam laporan singkat pemantauan pangan global edisi Agustus 2020, FAO menurunkan perkiraannya untuk produksi sereal dunia tahun 2020 ini sebesar 25 juta ton, turun 0,9 persen dibandingkan perkiraan sebelumnya di bulan Juli 2020. Sementara itu, perkiraan untuk stok sereal dunia pada akhir tahun depan juga telah diturunkan oleh organisasi tersebut, meskipun dikatakan bahwa stok tahun ini masih akan mewakili level tertinggi sepanjang masa.
Meskipun swasembada sereal, seperti gandum dan beras, Tiongkok masih mengandalkan impor untuk sebagian besar permintaan kedelai dalam negeri. Tiongkok mengimpor lebih dari 80 juta ton kedelai setiap tahunnya yang sebagian besar digunakan untuk memproduksi minyak nabati dan pakan ternak, menyumbang lebih dari 80 persen dari semua impor tanaman, menurut Kementerian Pertanian dan Urusan Pedesaan Tiongkok.
FAO telah meminta pemerintah negara-negara untuk menyadari pentingnya memastikan bahwa perdagangan, baik domestik maupun internasional, tetap terbuka dan tanpa gesekan, bebas dari pembatasan dan memenuhi kapasitas pangan dalam hal volume dan memenuhi kesenjangan nutrisi.
"Kita perlu mengandalkan pasar sebagai bagian integral dari sistem pangan global. Ini semua lebih penting dalam menghadapi gangguan besar, apakah itu berasal dari COVID-19, wabah belalang atau perubahan iklim," kata Qu Dongyu, Direktur Jenderal FAO.
Advertisement