Lama Baca 3 Menit

Pemulihan Ekonomi China Bantu Naikkan Indeks Harga Saham

05 October 2020, 14:13 WIB

Pemulihan Ekonomi China Bantu Naikkan Indeks Harga Saham-Image-1

Pemulihan Ekonomi China Bantu Naikkan Saham - gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami

Beijing, Bolong.id - Pemulihan cepat Tiongkok dari pandemi COVID-19 membantu menggerakkan pasar saham pada musim panas lalu. Keuntungan yang didapat tampaknya karena pemulihan keuangan Tiongkok semakin meningkat.

Pada awal Juli 2020, indeks harga sajam di Shanghai Composite melonjak hampir 17% dalam waktu kurang dari dua minggu. Saham Tiongkok pun lebih tinggi daripada perusahaan-perusahaan AS untuk tahun 2020 ini, dilansir dari dailyechoed.com, Senin (5/10/2020). 

COVID-19 baru pertama kali muncul di Kota Wuhan pada akhir 2019, dan otoritas Tiongkok kemudian memberlakukan penguncian, pembatasan perjalanan, dan tindakan karantina di seluruh negara untuk menghentikan penyakit pernapasan yang dikenal sebagai COVID-19 ini.

Setelah harga saham anjlok dalam kuartal pertama, sistem ekonomi Tiongkok tumbuh 3,2% di kuartal kedua, dan perusahaan bersama dengan produsen industri serta pengecer mengalami kebangkitan permintaan penjualan internasional dan domestik. Dana Moneter Internasional mengharapkan PDB (Produk Domestik Bruto) aktual Tiongkok berkembang sebesar 1%, sedangkan pembangunan internasional diproyeksikan merugi sebesar 4,9%.

Saham perusahaan makanan dan minuman Tiongkok, ditambah dengan pariwisata dan pengecer bebas bea cukai telah menguat, seperti halnya saham pembuat mobil. Sementara saham energi, perbankan, dan transportasi telah tertinggal.

Beberapa analis dan pedagang besar memperkirakan saham Tiongkok akan terus naik dalam beberapa bulan mendatang. Pasar dalam negeri yang didominasi oleh puluhan ribu pedagang juga terlindung dari ketegangan geopolitik dan ketidakpastian selama pemilihan presiden Amerika Serikat pada bulan November mendatang.

Hasil akhir pemilu AS tidak menjadi masalah bagi sebagian besar perusahaan Tiongkok yang kepemilikan dan operasi perusahaannya sebagian besar di Tiongkok, kata Jim McCafferty, kepala bersama analisis keadilan Asia-Pasifik di Nomura, Hong Kong.