Lama Baca 3 Menit

Filipina Targetkan 25 Juta Vaksin COVID-19 Sinovac

15 December 2020, 12:53 WIB

Filipina Targetkan 25 Juta Vaksin COVID-19 Sinovac-Image-1

Filipina Targetkan 25 Juta Vaksin COVID-19 Sinovac - gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami

Manila, Bolong.id - Filipina menargetkan untuk menyelesaikan negosiasi dengan Sinovac Biotech minggu ini. Jika kesepakatan tersebut disetujui, maka Filipina akan memperoleh 25 juta dosis vaksin COVID-19 yang dikembangkan oleh perusahaan Tiongkok tersebut. Pengiriman diperkirakan akan dilakukan pada bulan Maret 2021.

Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, ingin memvaksinasi 108 juta orang di negaranya, dan lebih menyukai untuk membeli vaksin dari Rusia atau Tiongkok, dilansir dari straitstimes.com, Selasa (15/12/2020).

“Pejabat Filipina telah bertemu dengan perwakilan Sinovac pada hari Jumat (11/12/2020) dan akan ada pertemuan lain minggu ini untuk menyelesaikan kesepakatan,” kata Carlito Galvez, kepala vaksin negara itu.

"Kami telah menyampaikan kepada mereka kebutuhan kami, 25 juta untuk 2021," pungkas Galvez dalam konferensi pers, menambahkan bahwa distribusi vaksin ditargetkan untuk bulan Maret.

Rencana Sinovac untuk melakukan uji klinis Fase 3 di Filipina sedang dievaluasi oleh badan obat negara itu. Sementara itu, uji klinis sedang berlangsung di Indonesia dan Brasil.

Di sisi lain, perusahaan Filipina bulan lalu menandatangani kesepakatan untuk 2,6 juta dosis vaksin COVID-19 yang dikembangkan oleh AstraZeneca, kesepakatan pasokan pertama negara Asia Tenggara itu untuk vaksin virus corona, yang akan dikirimkan pada Mei atau Juni 2021.

Perekonomian Filipina senilai USD370 miliar, yang termasuk pertumbuhan tercepat di Asia sebelum pandemi, jatuh hingga resesi pada kuartal ketiga karena pembatasan yang bertujuan untuk mengendalikan virus menghantam perekonomian negara itu.

Dengan hampir 451 ribu infeksi COVID-19 dan lebih dari 8.800 kematian, Filipina memiliki jumlah kasus dan kematian tertinggi kedua di Asia Tenggara, setelah Indonesia. (*)