Lama Baca 4 Menit

Selain Uni Emirat Arab, Bahrain Juga Setujui Vaksin China

14 December 2020, 12:02 WIB

Selain Uni Emirat Arab, Bahrain Juga Setujui Vaksin China-Image-1

Selain Uni Emirat Arab, Bahrain Setujui Vaksin China - gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami

Beijing, Bolong.id - Setelah Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain adalah negara kedua yang menyetujui vaksin COVID-19 Tiongkok. Negara itu mengumumkan pada hari Minggu (13/12/2020) bahwa mereka telah menyetujui vaksin yang dikembangkan oleh China National Biotech Group (CNBG) di bawah China National Pharmaceutical Group (Sinopharm).

Para analis mengatakan langkah itu akan membantu lebih banyak negara, terutama negara-negara Amerika dan Eropa, untuk keluar dari bias politik dan meningkatkan kepercayaan mereka pada vaksin Tiongkok.

Otoritas Pengaturan Kesehatan Nasional Bahrain menyetujui vaksin tersebut setelah meninjau data dari uji klinis fase III di beberapa negara yang menunjukkan kemanjuran 86 persen, dilansir dari Global Times, Senin (14/12/2020).

Vaksin tersebut juga menunjukkan tingkat serokonversi 99 persen dari antibodi penawar dan efektivitas 100 persen dalam mencegah kasus penyakit dengan kondisi sedang dan parah. Serokonversi adalah perkembangan antibodi yang dapat dideteksi pada mikroorganisme dalam serum sebagai akibat dari infeksi atau imunisasi.

Angka itu sama dengan yang diungkapkan oleh UEA beberapa hari lalu tentang kandidat vaksin yang dikembangkan oleh CNBG Institut Beijing, yang disetujui UEA pada 9 Desember 2020.

Otoritas kesehatan Bahrain tidak mengklarifikasi mana dari dua vaksin CNBG yang disetujui, tetapi para ahli menduga itu adalah vaksin yang dikembangkan oleh lembaga Beijing.

Bahrain awal bulan ini memberikan otorisasi penggunaan darurat untuk vaksin COVID-19 yang dikembangkan Pfizer dan BioNTech, yang didasarkan pada teknologi mRNA. Tao Lina, seorang ahli vaksin yang berbasis di Shanghai, mengatakan pada hari Minggu (13/12/2020) bahwa tidak mengherankan jika UEA dan Bahrain menyetujui vaksin Tiongkok sementara kandidat vaksin lain yang dikembangkan oleh Moderna dan Pfizer / BioNTech hanya disetujui untuk penggunaan darurat di beberapa negara. Hal ini dikarenakan vaksin yang didasarkan pada virus yang dilemahkan adalah teknologi yang telah diuji dan terbukti aman dalam pengembangan vaksin penyakit lain.

UEA dan Bahrain berpartisipasi dalam uji klinis Fase III internasional CNBG yang dimulai pada akhir Juni. Pada 14 September, uji klinis vaksin telah dilakukan di lebih dari 10 negara dengan hampir 60 ribu sukarelawan, ungkap Yang Xiaoming, kepala CNBG, pada sebuah forum di Beijing, Sabtu (12/12/2020).

Menurut Yang, seiring dengan produksi tahap kedua CNBG diharapkan selesai bulan ini, kapasitas produksi diperkirakan mencapai 1 miliar dosis vaksin pada 2021.

Di sisi lain, Mesir, negara lain yang berpartisipasi dalam uji klinis Fase III CNBG juga mengatakan sedang bernegosiasi dengan pihak Tiongkok mengenai produksi massal di negara itu. Tao mengungkapkan bahwa langkah ini menunjukkan kepercayaan pada vaksin Tiongkok, dan ini akan mendorong lebih banyak negara, terutama negara Amerika dan Eropa, untuk keluar dari bias mereka dan meningkatkan kepercayaan pada vaksin COVID-19 yang dikembangkan Tiongkok. (*)