Lama Baca 5 Menit

Delegasi Global Jajaki Kerja Sama Industri Hijau dalam Pameran di Jiangxi, China

02 December 2025, 20:08 WIB

Delegasi Global Jajaki Kerja Sama Industri Hijau dalam Pameran di Jiangxi, China-Image-1

Para pedagang asing mengunjungi Pameran Investasi dan Perdagangan Pembangunan Hijau Dunia dan Pameran Pangan Hijau China 2025 di Nanchang, Provinsi Jiangxi, China timur, pada 28 November 2025. (Xinhua)

   NANCHANG, 2 Desember (Xinhua) -- Sebuah robot bernama "Pasini" menarik perhatian banyak pengunjung dalam Pameran Investasi dan Perdagangan Pembangunan Hijau Dunia dan Pameran Pangan Hijau China 2025, saat robot tersebut menggerakkan lengan mekanisnya yang dilengkapi dengan hampir 2.000 sensor taktil.

   Amit Kumar, seorang blogger asal India, menggunakan ponselnya untuk menyiarkan langsung aksi robot tersebut kepada para pengikutnya di luar negeri, dengan antusias menjelaskan teknologi canggih yang dipamerkan.

   "Pameran ini luar biasa! Pameran ini menampilkan teknologi hijau mutakhir sekaligus menawarkan kesempatan untuk mencicipi kuliner ramah lingkungan dari seluruh dunia," ujar Kumar.

   Acara yang diselenggarakan pada 27 hingga 30 November di Nanchang, ibu kota Provinsi Jiangxi, China timur, ini mengumpulkan lebih dari 2.500 peserta pameran dari 60 lebih negara dan kawasan.

   Acara tersebut menampilkan teknologi hijau terbaru di berbagai industri, seperti energi baru, kecerdasan buatan, kecerdasan tertanam, dan ekonomi ketinggian rendah, serta produk pangan hijau dari seluruh dunia. Menurut panitia penyelenggara, lebih dari 60 proyek senilai 45 miliar yuan (1 yuan = Rp2.356), atau sekitar 6,36 miliar dolar AS (1 dolar AS = Rp16.668) diteken dalam pameran itu.

   Dalam beberapa tahun terakhir, China telah secara aktif mendorong transisi energi hijau melalui langkah-langkah konkret, dengan membangun sistem pasokan energi bersih terbesar di dunia.

   Menurut Kementerian Ekologi dan Lingkungan China, China telah membantu memangkas biaya pembangkitan listrik tenaga bayu dan tenaga surya secara global masing-masing sebesar lebih dari 60 persen dan 80 persen, serta menyumbang 46 persen dari total lapangan kerja di sektor energi terbarukan dunia.

   Hingga 2024, ekspor produk tenaga angin dan tenaga surya dari China telah berkontribusi pada pengurangan emisi karbon lebih dari 1 miliar ton secara kumulatif di negara-negara lain.

   "China secara aktif mengupayakan kerja sama yang lebih dalam di industri hijau global dan bekerja mencapai tujuan puncak emisi karbon dan netralitas karbonnya," kata Jia Kang, seorang peneliti di Akademi Ilmu Fiskal China.

   Seah Shoo Chin, anggota Dewan Eksekutif Negara Bagian Malaka, Malaysia, menyambut baik perusahaan-perusahaan China untuk menjajaki kerja sama industri hijau di Malaysia.

   Negara Bagian Malaka sedang mengembangkan proyek-proyek hijau seperti inisiatif pengolahan limbah menjadi energi, sambil menawarkan kawasan industri untuk investasi dan sertifikasi makanan halal berkualitas tinggi. "Kami berharap dapat memperdalam kerja sama China-Malaysia dalam sektor manufaktur hijau, energi bersih, dan ekonomi sirkular, menciptakan proyek-proyek yang inklusif dan dapat direplikasi," kata Seah.

   Pameran tersebut juga menarik pembeli dari berbagai belahan dunia, banyak di antaranya terkesan dengan produk-produk inovatif yang dipamerkan. Seorang pengunjung pameran bernama Souley Flhadji Adamou asal Republik Niger, yang telah sepuluh tahun berkecimpung dalam perdagangan antara China-Afrika, terlihat sedang menjajal koper listrik yang dapat dikendarai.

   "Koper ini dapat menempuh jarak hingga 13 kilometer dengan sekali pengisian daya. Penggunaannya lancar dan nyaman, serta memiliki potensi pasar yang besar," katanya.

   Di stan Jiangxi Godfrey Technology Co., Ltd., Immaculée Agbaka memamerkan alat pengisi daya (charger), pelantang suara (speaker), dan produk-produk lain perusahaan tersebut kepada para pembeli mancanegara.

   "Kami telah menerima lebih dari 60 pembeli yang secara proaktif menghubungi kami, ingin mendiskusikan detail kerja sama secara mendalam," kata Agbaka, sambil menambahkan bahwa pengunjung dari berbagai kawasan membawa kebutuhan dan saran yang beragam, yang memberikan wawasan berharga untuk peningkatan produk di masa depan.

   Mutale Nalumango, Wakil Presiden Zambia, menyatakan dalam upacara pembukaan pameran bahwa Zambia bercita-cita untuk membangun ekonomi hijau yang berkelanjutan dan tangguh, mengingat dampak perubahan iklim telah menyebabkan kekeringan berkepanjangan dan pola curah hujan yang tidak teratur, yang pada gilirannya memberikan tekanan pada sektor-sektor kunci seperti pembangkit listrik tenaga air dan sektor pertanian.

   "Kami sangat berterima kasih kepada perusahaan dan masyarakat China yang telah datang ke Afrika, terutama yang berinvestasi dan mendirikan usaha di Zambia, termasuk pengembangan kawasan-kawasan industri," kata Nalumango. "Kami menantikan kerja sama yang lebih dalam di bidang-bidang seperti pangan hijau dan energi bersih di masa depan," imbuhnya.  Selesai