Portrait Hong Kong - Image from Gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami.
Tingkat pengangguran Hong Kong meningkat dari 3,7 persen pada periode Desember 2019, menjadi 4,2 persen pada Februari 2020, angka ini adalah tertinggi dalam lebih dari sembilan tahun. Menurut data terbaru yang dirilis oleh Administrasi Khusus Pemerintah daerah Hong Kong, angka penurunan ini merupakan penurunan yang terbesar.
Sektor terkait konsumsi dan pariwisata merupakan yang paling terdampak dengan tingkat pengangguran gabungan sebesar 6,8 persen. Angka ini adalah yang paling tertinggi sejak bulan Agustus hingga Oktober 2009. Tingkat pengangguran di sektor konsumsi dan konstruksi juga masing-masingnya melonjak menjadi 8,6 persen dan 8,5 persen. Tingkat pengangguran yang melonjak terjadi ketika bisnis-bisnis yang kekurangan uang terpaksa memberhentikan pekerja dan memotong gaji karyawan untuk mengurangi biaya operasi dengan harapan dapat mengatasi kesulitan ekonomi. Banyak toko dan restoran pun akhirnya harus menutup usahanya.
Sa Sa International ( 莎莎國際 ), perusahaan ritel kosmetik terbesar Hong Kong, mengatakan akan terus melakukan penghematan setelah penurunan penjualan hampir 60 persen di toko-tokonya di Hong Kong dan Makau pada kuartal pertama tahun ini. Asosiasi Manajemen Ritel Hong Kong (香港零售管理协会) memperkirakan lebih dari 10.000 PHK terjadi di sektor usaha ritel dari Februari hingga Mei. Pemerintah Hong Kong telah mengalokasikan paket bantuan senilai 137,5 miliar dolar Hong Kong (sekitar 275 triliun rupiah), dengan 81 miliar dolar Hong Kong (sekitar 163 triliun rupiah) dialokasikan untuk membantu perusahaan untuk membayar upah karyawan mereka. Pemerintah juga akan mengalokasikan 6 miliar dolar Hong Kong (sekitar 12 triliun rupiah) untuk menciptakan 30.000 pekerjaan sementara bagi orang-orang termasuk para profesional dan sarjana dalam dua tahun ke depan. Meskipun pandemi sudah mereda di Hong Kong, para ahli mengatakan tingkat pengangguran tidak mungkin untuk turun dalam jangka pendek.
Meskipun Hong Kong pernah mengalami situasi yang lebih buruk dengan tingkat pengangguran lebih dari 8 persen selama wabah SARS pada tahun 2003, Hong Kong akan menghadapi situasi yang bahkan lebih sulit untuk pemulihan ekonomi setelah pandemi kali ini, upaya bersama dari berbagai sektor di Hong Kong untuk menciptakan lingkungan yang stabil.
Advertisement