Gorengan - Image from Gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami.
Profesor Li Daliang (李达谅), dari Fakultas Ilmu Biologi (生命科学学院) Fujian Normal University (福建师范大学) mengatakan "Terjadinya penyakit berkaitan erat dengan berbagai metode memasak." Para peneliti menganalisis bahwa makanan yang digoreng dan dibakar dapat menghasilkan lemak jenuh yang akan meningkatkan risiko penyakit gangguan metabolisme. Menggoreng makanan juga dapat mengurangi kadar air makanan dan meningkatkan kalori pada makanan. Selain itu, biasanya sulit bagi orang untuk menolak makanan ini dan banyak orang makan gorengan berlebihan yang selanjutnya akan menyebabkan obesitas.
Fu Caili (付才力), manajer Pusat Keunggulan Makanan Sehat (健康食品卓越中心) di Institut Suzhou (苏州研究院), National University of Singapore menjelaskan bahwa suhu memasak ketika menumis, merebus, dan mengukus umumnya sekitar 100 ℃, tidak akan menyebabkan hilangnya kelembaban dan nutrisi lainnya dalam makanan. Di sisi lain, makanan yang dimasak dengan metode ini juga lebih lembut sehingga membantu pencernaan dan metabolisme tubuh manusia. Sangat cocok untuk orang tua, anak-anak dan orang dengan fungsi pencernaan yang buruk.
"Sementara menggoreng dan memanggang disebut cara memasak suhu tinggi, tidak hanya nutrisi dalam makanan yang dapat hancur, tetapi juga dapat muncul beberapa zat berbahaya, seperti hidrokarbon aromatik polisiklik dan akrilamida yang akan menyebabkan berbagai penyakit, seperti gangguan pencernaan, penyakit jantung, bahkan kanker. Memasak dengan suhu tinggi jangka panjang tidak baik untuk kesehatan. " kata Fu Caili.
Fu Caili juga mengatakan, metode memasak berbeda dari bahan yang sama akan menghasilkan kalori yang berbeda."Contohnya kentang, kentang rebus memiliki kalori terendah, sekitar 58 kkal / 100 g, sedangkan kentang goreng memiliki kalori tertinggi bisa mencapai hingga 471 kkal / 100 g."
Advertisement