Bendera Tiongkok dan Australia - Image from Gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami.
Beijing, Bolong.id – Setelah Undang-Undang Keamanan Nasional Hong Kong disahkan, Australia mengeluarkan travel warning ke Tiongkok, namun banyak ekspatriat Australia mengabaikannya..
Dikutip dari Australian Financial Review (AFR) yang diterbitkan pekan lalu, sebagian besar ekspatriat menganggap peringatan itu bermotivasi politik. Geoff Raby, mantan duta besar Australia untuk Tiongkok juga mengatakan hal ini sebagai "provokatif".
Dilansir dari Xinhua News, dalam kasus lain, Sam Wong, ketua Canberra Multicultural Community Forum Inc., yang lahir dan besar di Hong Kong, mengatakan para politisi Australia harus “mengetahui situasi Hong Kong dengan lebih baik,” dalam menanggapi tuduhan tak berdasar oleh Perdana Menteri Australia Scott Morrison baru-baru ini terhadap Undang-Undang Keamanan Nasional di Hong Kong.
Morrison pun secara terang-terangan mengatakan dalam wawancaranya pada 3 April lalu bahwa COVID-19 “dimulai di Tiongkok lalu berkeliling dunia,” tanpa memberikan bukti apa pun.
Padahal, baru-baru ini sebuah studi di Universitas Oxford Inggris telah membuktikan bahwa pandemi ini dapat dimulai di tempat lain sebelum pertama kali dilaporkan di Asia. Selain itu, seharusnya para ahli medis-lah yang menjadi satu-satunya penilai studi ilmiah tersebut, bukannya politisi yang langsung membuat kesimpulan tidak berdasar.
Sebuah survei rasisme anti-Tiongkok yang diterbitkan oleh The Sydney Morning Herald bulan lalu menunjukkan bahwa warga Asia Australia telah melaporkan hampir 400 serangan rasis sejak awal April lalu.
Pekan lalu, seorang kurir asal Tiongkok di Australia Selatan ditinju di wajahnya dan kejadian ini terekam. Dalam video lain yang beredar di media sosial, seorang wanita Australia memuntahkan vitriol pada pasangan Tiongkok di sebuah supermarket.
Hal-hal ini merupakan pemandangan menyedihkan bagi banyak orang Tiongkok yang telah mengunjungi Australia dalam beberapa tahun terakhir, sebab kesan bersahabat Australia dan rakyatnya nyatanya bertolak belakang.
Padahal, Tiongkok adalah mitra dagang terbesar Australia dan kedua negara tersebut memiliki sejarah panjang hubungan yang baik. Rakyat dari kedua belah pihak seharusnya melanjutkan hubungan baik ini.
“Menurut opini dari mayoritas penduduk kedua belah pihak, politisi Australia harus segera berhenti berbohong dan mengakhiri kemunafikan mereka, menanggapi panggilan integritas, dan melakukan sesuatu yang konstruktif untuk memberi manfaat bagi rakyat mereka dan hubungan Tiongkok-Australia,” ujar Robin Matthews, ketua Australia China Friendship Society Ltd (ACFS). (*)
Advertisement