Lama Baca 4 Menit

Inggris Stop Kerja Sama dengan Huawei, Rugikah Huawei?

10 July 2020, 07:00 WIB

Inggris Stop Kerja Sama dengan Huawei, Rugikah Huawei?-Image-1

Teknologi 5G Huawei - Image from Gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami.

Tiongkok, Bolong.id – Melansir Toutiao, sejak Huawei (华为)diserang dan diberi sanksi oleh Amerika Serikat, perusahaan ini tiba-tiba menjadi fokus perhatian banyak orang. Perlu diketahui, sebagai perusahaan teknologi swasta terbesar di Tiongkok ini secara alami sangat kuat, tetapi terus menghadapi sanksi dan serangan Amerika Serikat. 

Tindakan keras dan sanksi telah menyebabkan Huawei (华为) menderita kerugian besar di pasar internasional, sekarang sudah lebih dari setahun sejak Amerika Serikat menekan pengembangan Huawei (华为), namun hingga kini Huawei (华为) belum jatuh.

Untuk menekan pengembangan Huawei (华为) di pasar 5G internasional, Trump tidak hanya melarang 5G Huawei (华为)  memasuki pasar AS, tetapi juga memprovokasikan apa yang disebut dengan “pintu belakang” dan masalah keamanan 5G di pasar internasional. 

Namun, telah terbukti bahwa apa yang disebut-sebut AS terkait masalah keamanan Huawei 5G hanyalah fiktif belaka. Buktinya, hingga kini di pasar 5G internasional, Huawei (华为) telah memenangkan hati banyak negara dan operator dengan kekuatan yang kuat di bidang 5G. Dan memenangkan banyak pesanan 5G!

Huawei (华为)  , perusahaan yang selalu mendasar pada teknologi ini telah mendirikan banyak pusat R&D di pasar luar negeri. Belum lama ini, Huawei (华为)  secara resmi mengumumkan akan menginvestasikan 1 miliar euro atau sekitar 16,3 triliun rupiah untuk mendirikan pusat penelitian di sebelah Universitas Cambridge di Inggris. 

Pusat Litbang fotoelektrik Huawei, dan PM Inggris Boris Johnson juga telah menyetujui aplikasi Huawei (华为). Huawei (华为)akan menggunakan manfaat dari pusat penelitian ini sebagai awal dari bisnis komunikasi global. 

Juga dengan mendirikan pusat penelitian di Universitas Cambridge yang terkenal di seluruh dunia, Huawei akan mendapat keuntungan dengan merekrut orang-orang berbakat.

Faktanya, Huawei (华为)telah memiliki hubungan yang sangat baik dengan operator telekomunikasi Inggris selama bertahun-tahun seperti Vodafone, BT, dan O2. Dan sebelum itu, Huawei (华为)telah memiliki beberapa pusat R&D di Inggris, dan kali ini Huawei (华为)memilih untuk berinvestasi di Inggris untuk mendirikan pusat R&D optoelektroniknya sendiri. Hal ini juga merupakan win-win untuk kedua pihak. 

Pasalnya, investasi Huawei (华为)dapat memberikan lebih dari 1.000 lahan pekerjaan teknis di Inggris. Namun tiba-tiba Inggris mengubah kisah yang nantinya akan menguntungkan kedua belah pihak. 

Baru-baru ini, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengumumkan bahwa ia akan menghapus semua peralatan komunikasi Huawei(华为) dalam tiga tahun ke depan! Perubahan yang mendadak ini juga membuat Huawei(华为) kaget!

Inggris Stop Kerja Sama dengan Huawei, Rugikah Huawei?-Image-2

PM Inggris, Boris Johnson - Image from Gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami.

Perlu diketahui, pada bulan Mei lalu Johnson pernah sekali berubah pikiran, pada saat itu Huawei(华为) telah mengklarifikasi di halaman depan semua surat kabar Inggris bahwa peralatan Huawei (华为)  tidak memiliki masalah keamanan. 

Terkait pembatalan kerja sama ini, banyak netizen yang mengatakan: “Ren Zhengfei (任正非, CEO Huawei) hanya membuang-buang uang 8,7 miliar yuan atau sekitar 17 triliun rupiah, selama masih ada pengaruh dari AS, maka pengembangan Huawei (华为)   5G di pasar internasional masih akan tertekan!” (*)

Saat ini, Huawei(华为) sudah memegang lebih dari 3.000 standar inti 5G. Di pasar internasional 5G, paten Huawei(华为)  jauh di depan para pesaing, bahkan Amerika Serikat tidak dapat mem-bypass pengembangan 5G Huawei(华为). Sekarang, Inggris telah mengumumkan bahwa peralatan komunikasi Huawei(华为)akan dihapus. Meskipun demikian, bahkan jika tidak ada pesanan 5G, Huawei(华为)masih mendapatkan uang dengan membebankan biaya lisensi paten 5G seperti Qualcomm di Amerika Serikat. (*)