Lama Baca 3 Menit

Wartawan Asing VoA akan Dipulangkan Kembali ke Negara Asalnya

26 August 2020, 10:00 WIB

Wartawan Asing VoA akan Dipulangkan Kembali ke Negara Asalnya-Image-1

Kantor Voice of America (VoA) - Gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami.

Tiongkok, Bolong.id – Dilansir Sina News, dikutip Associated Press, Presiden AS Trump baru-baru ini menunjuk para pemimpin baru untuk "Badan Media Internasional Amerika" (US Agency for Global Media), yang mengelola sejumlah media yang dikelola pemerintah AS.

Hal ini telah memungkinkan banyak wartawan asing di bawah badan tersebut yang bekerja untuk VOA selama bertahun-tahun, berada dalam masalah.

Disebabkan oleh perimntaan Trump ini, "Voice of America" ​​tidak akan otomatis lagi memperbaharui kontrak dengan wartawan asing tersebut, sehingga banyak dari mereka yang meninggalkan Amerika Serikat setelah visanya habis.

Menurut laporan Washington Post Juli lalu, Mike Parker, pemimpin baru “American International Media Agency” mengatakan, visa wartawan asing tersebut tak lagi otomatis diperbaharui juga disebabkan karena pemerintah AS memiliki masalah keamanan yang "sistematis, serius, dan mendasar", dan masalah ini telah berlangsung selama bertahun-tahun.

Laporan media AS lainnya juga menyatakan dalam hal personel, Parker percaya bahwa siaran multimedia resmi pemerintah AS, seperti Voice of America, memiliki masalah audit keamanan yang lemah, terutama kurangnya pemeriksaan keamanan yang memadai untuk jurnalis asing.

Tentu saja, beberapa media AS dan politisi Demokrat yang menentang Trump percaya bahwa Parker hanya melakukan "pembersihan personel" media pemerintah AS tersebut dengan meralat masalah "keamanan", sehingga penempatannya lebih sejalan dengan politik Trump. 

Terlepas dari alasan tidak memperbaharui visa wartawan asing, menurut laporan The Washington Post awal Agustus ini, sudah ada puluhan jurnalis asing dari Tiongkok, Rusia, Iran, dan Venezuela yang akan terkena dampak oleh hal ini dan harus kembali ke negaranya.

The Associated Press kemarin melaporkan ada 16 wartawan asing VOA terutama dari Tiongkok dan Indonesia, jika tidak mendapat perpanjangan atau perpanjangan visa, mereka akan dipaksa kembali ke negara asalnya dalam waktu seminggu. 

Mengingat status sensitif khusus mereka untuk departemen juru bicara pemerintah A.S., Associated Press percaya bahwa mereka mungkin tidak memiliki pekerjaan yang lebih baik setelah kembali ke negaranya.

Saat ini, di media sosial luar Tiongkok, berita terbaru ini juga telah menimbulkan kegelisahan dan kecemasan di antara banyak karyawan Tiongkok yang terlibat dalam laporan demonisasi Tiongkok di media pemerintah Barat lainnya. (*)