Lama Baca 5 Menit

Legenda Monster Nian di Tahun Baru Imlek

12 February 2021, 06:56 WIB

Legenda Monster Nian di Tahun Baru Imlek-Image-1

Ilustrasi Monster Nian - Image from China Highlights


Jakarta, Bolong.id - Masyarakat Tiongkok sangat kaya budaya. Dan, budaya mereka diceritakan turun-temurun, dari generasi ke generasi. Selama ribuan tahun. Di antara produk budaya, adalah legenda (cerita rakyat).

Dikutip dari China Haighlights, Rabu (10/02/21) soal Tahun Baru Imlek, ada tiga legenda. Sebagai berikut:

1. Legenda Tahun Baru Dirayakan

Hari Tahun Baru Tiongkok disebut Guo Nian (è¿ ‡ å¹´) dalam bahasa Mandarin. Itu bisa berarti 'merayakan tahun (baru)' atau 'mengatasi Nian'. Karakter å¹´ (Nián) bisa berarti 'tahun' atau 'monster Nian'.

Di zaman kuno, ada monster bernama Nian (å¹´, atau Nianshou å¹´å… ½) dengan kepala panjang dan tanduk yang tajam.

Nian tinggal jauh di dalam laut sepanjang tahun. Hanya muncul setiap Malam Tahun Baru untuk memakan orang dan ternak di desa-desa terdekat. Juga, selalu memporak-poranda desa.

Maka, pada Malam Tahun Baru, orang-orang akan lari ke pegunungan terpencil untuk menghindari serangan monster tersebut.

Orang-orang sangat takut pada monster ini. Sampai seorang lelaki tua dengan rambut putih dan kulit kemerahan mengunjungi desa tersebut.

Dia menolak bersembunyi di pegunungan bersama penduduk desa. Sehingga dia dianggap sebagai orang gila.

Apa yang dia lakukan? Dia menempelkan kertas merah di pintu, membakar bambu untuk membuat suara retakan keras (pendahulu petasan), menyalakan lilin di rumah, dan mengenakan pakaian merah .
Ketika penduduk desa kembali, mereka terkejut mengetahui bahwa desa tersebut belum dihancurkan.

Setelah itu, setiap Malam Tahun Baru, orang-orang melakukan apa yang dilakukan lelaki tua itu. Ternyata benar. Sejak itu monster Nian tidak pernah muncul lagi.

Tradisi ini terus berlangsung hingga saat ini dan menjadi cara penting untuk merayakan datangnya tahun baru .

2. Legenda Amplop Merah

Selama periode Tahun Baru Imlek, orang tua atau yang sudah menikah memberikan amplop merah kepada anak-anak atau junior yang belum menikah. Amplop merah juga disebut yasui qian ( "menekan uang Sui" ).

Menurut legenda, pada Malam Tahun Baru, selain monster Nian, ada iblis bernama Sui. Sering menakuti anak-anak saat mereka sedang tidur.

Dikatakan bahwa anak-anak yang disentuh setan itu, akan terlalu takut untuk menangis dengan suara keras, dan mengalami demam yang parah dan bahkan menjadi tidak stabil secara mental.

Untuk menjaga anak-anak agar tidak disakiti oleh Sui, para orang tua akan menyalakan lilin dan terjaga sepanjang malam.

Pada suatu Malam Tahun Baru, di rumah keluarga pejabat, orang tua memberi anak mereka delapan koin untuk dimainkan agar dia tetap terjaga, agar tidak disakiti setan.

Anak itu membungkus koin dengan kertas merah. Lalu membuka bungkusan itu. Lantas membungkusnya kembali. Membukanya kembali sampai dia terlalu lelah untuk tertidur.

Kemudian orang tua meletakkan paket dengan delapan koin di bawah bantalnya.

Ketika Sui mencoba menyentuh kepalanya, delapan koin itu memancarkan cahaya yang kuat dan menakuti iblis itu.

Delapan koin itu ternyata delapan peri. Sejak saat itu, pemberian amplop merah menjadi salah satu cara untuk menjaga keamanan anak dan membawa keberuntungan .

3. Legenda Couplet Musim Semi

Tercatat bahwa asal mula puisi bait musim semi berasal dari 1.000 tahun lalu, ketika orang menggantungkan taofu (æ¡æ符, jimat tertulis pada kayu persik) di pintu.

Legenda mengatakan, ada pohon persik besar yang membentang lebih dari 1.500 kilometer di atas gunung di dunia hantu.

Di sebelah timur laut pohon, dua penjaga bernama Shentu dan Yulei menjaga pintu masuk ke dunia hantu. Mereka akan menangkap hantu yang melukai orang dan kemudian mengirim mereka ke harimau sebagai makanan.

Karena itu, semua hantu takut pada kedua penjaga itu. Dipercaya bahwa menggantungkan sebatang kayu persik dengan tulisan dua nama penjaga di pintu dapat menakuti hal-hal jahat .

Pada Dinasti Song (960-1279), orang-orang mulai menulis dua baris antitesis di kayu persik. Belakangan, kayu persik diganti dengan kertas merah, yang melambangkan keberuntungan dan kebahagiaan.

Sejak itu, menempelkan puisi bait musim semi menjadi kebiasaan untuk menyambut tahun baru. Juga mengungkapkan harapan terbaik. Gong Xi Fa Cai. (*)