Lama Baca 3 Menit

Kisah Muslim Uighur versi Associated Press

15 May 2021, 19:51 WIB

Kisah Muslim Uighur versi Associated Press-Image-1

Muslim di China - Image from Tribun Travel

Beijing, Bolong.id - Dilansir dari Associated Press, warga muslim Uighur di Xinjiang Tiongkok barat, bernama Tursunjan Mamat (32) mengatakan, dia menjalankan ibadah puasa di bulan suci ramadhan. Tidak ada larangan.

Tursunjan tak mengeluh, setidaknya kepada sekelompok jurnalis asing yang menanyainya tentang bagaimana perasaannya menjalankan puasa di bawah ketetapan dan kebijakan Partai Komunis China

“Anak-anak saya tahu siapa pencipta suci kita, tapi saya tidak memberi mereka pengetahuan agama yang rinci. Setelah mereka mencapai usia 18 tahun, mereka dapat menerima pendidikan agama sesuai keinginan mereka sendiri,” katanya.

Di Xinjiang, masa depan Islam berada di ujung tombak, pengamat luar mengatakan sejumlah masjid sudah dihancurkan, meskipun tuduhan ini dibantah Beijing. Namun penduduk setempat mengatakan jumlah jamaah Islam kian menurun seiring waktu.

Satu dekade lalu, 4.000 hingga 5.000 orang menghadiri shalat Jumat di Masjid Id Kah, sebuah kota bersejarah di Jalur Sutra Kashgar. Menurut imam masjid, Mamat Juma, diperkirakan kini jumlah umat yang ikut shalat Jumat hanya 800 hingga 900 orang saja.

Beijing mengatakan bahwa mereka akan melindungi kebebasan beragama dan warga negara dapat menjalankan keyakinan mereka selama mematuhi hukum dan peraturan. Namun, di mana-mana terdengar kabar bahwa, bahkan pekerja di pabrik kapas dilarang berdoa, meskipun di kamar asrama mereka sendiri.

Pemerintah China menyelenggarakan kunjungan lima hari ke Xinjiang pada April lalu guna menyangkal tuduhan-tuduhan yang dihadapkan pada mereka.

Secara hukum, orang Tionghoa diizinkan untuk menganut Islam, Budha, Taoisme, Katolik ataupun protestan. Namun dalam prakteknya, tetap saja ada batasan.

Para peneliti di Institut Kebijakan Strategis Australia, sebuah lembaga pemikir, mengatakan dalam sebuah laporan tahun lalu bahwa banyak masjid telah dirobohkan atau dirusak guna memusnahkan budaya Uighur dan Islam. Mereka mengidentifikasi 170 masjid yang hancur melalui citra satelit, sekitar 30% dari sampel yang mereka periksa.(*)