Lama Baca 6 Menit

Festival Leci Busuk di China, Mirip April Mop di Barat

17 July 2021, 09:44 WIB



Festival Leci Busuk di China, Mirip April Mop di Barat-Image-1

Buah Leci - Image from Kriang Kan/Shutterstock


Beijing, Bolong.id – April Mop, budaya Barat, adalah hari dimana orang boleh melucu atau berbohong tanpa dianggap bersalah. Tiongkok punya budaya serupa, dikenal sebagai “Hari Leci Busuk” (烂荔节). Tapi festival ini sudah tidak dirayakan lagi pada dinasti Qing (1616 –1911 ).

Dilansir dari theworldofchinese.com, penemuan contoh paling awal dari peristiwa tersebut adalah pada akhir Dinasti Tang (618 – 907), pada ukiran gua di dekat desa Douxingdui di provinsi Gansu timur. 

Ukiran tersebut menggambarkan adegan: Seorang anak laki-laki membawa kuda ayahnya dari tempat persembunyiannya di balik dinding halaman, kepada ayahnya yang tersenyum.

Menurut prasasti yang menyertainya, anak tersebut berpura-pura kehilangan kudanya, lalu sang ayah memaafkan putranya dan hanya menghela nafas karena kehilangan harta yang begitu berharga.

“Keranjang yang ada di atas kuda dipenuhi dengan leci, simbol artistik untuk tes mengenai kebajikan secara tradisional ini,” Profesor Bao Xinyu dari Universitas Hong Kong, pemimpin ekspedisi, mengatakan kepada The Paper. 

“DIperkirakan bahwa, keluarga menugaskan untuk membuat ukiran tersebut, guna memperingati festival tersebut. Sang putra berhasil menunjukkan sifat asli sang ayah dengan berpura-pura kehilangan harta miliknya yang paling berharga.

Reaksi mulia dari sang ayah seperti itu akan memberikan kehormatan kepada ayah, dan memperkuat hubungan ayah-anak.” 

Profesor Bao dan timnya memberi tanggal penemuan itu pada tahun 869, yang berarti festival Hari Leci Busuk ini populer dan sudah ada di masa dinasti Tang.

Menurut the Old Book of Tang (旧唐书), selir terkenal Yang Guifei, menolak untuk bertemu Kaisar selama seminggu penuh, mengabaikan semua utusan dan surat, karena cemburu pada kemesraan Kaisar Xuanzong dengan selir lain. 

Kaisar saat itu merasa hatinya tercabik-cabik, namun sebagai putra langit, ia tidak terlihat pergi berlutut mengunjungi selirnya. Dia kemudian memutuskan, cara terbaik untuk menghibur Yang Guifei adalah dengan memesan beberapa buah leci favoritnya, dikirim dari Selatan.

Setelah Yang Guifei menerima leci itu, dia menyusun rencana untuk menunjukkan kepada saingannya, mengenai kekuatan yang dia miliki atas Kaisar. 

Dia mengirim seorang utusan kepadanya, mengatakan bahwa dia akan menemui Kaisar. 

Tetapi, ketika dia tahu bahwa dikirimi sekotak leci yang telah busuk, dia tahu itu pertanda bahwa dia tidak lagi diterima dan akan meninggalkan kerajaan untuk selamanya.

Mendengar pesan tersebut, kaisar segera bergegas mengunjungi Yang Guifei, dan mendapati bahwa Yang Guifei sedang menikmati buah leci yang ia kirimkan. 

Yang Guifei mengatakan bahwa, sejak mengirim utusan dia telah menggali lebih jauh ke dalam peti dan menemukan leci yang baru berada di bagian bawah peti. 

“Saya mengagumi kehalusan pesan Yang Mulia. Cinta tampak busuk, tetapi akan berbuah manis bagi mereka yang mengusahakannya.”

Secara tradisional, festival ini diadakan pada hari ketiga bulan lunar ke delapan. Festival ini pada awalnya adalah hari ketika nilai-nilai Konfusianisme ditinggalkan sebentar, dan diizinkan untuk menguji kesetiaan, kebajikan, dan integritas hubungan dengan anggota keluarga atau bawahan mereka. 

Menciptakan taktik licik untuk mencari tahu siapa yang menjadi leci busuk (烂荔人) di keluarga mereka. 

Tetapi tes yang gagal dapat memiliki konsekuensi serius bagi semua yang terlibat. 

Cendekiawan Du Fu mencatat dalam Thoughts on Ancient Sites (咏怀古迹) pada 757 kisah seorang istri petani dari Kuizhou menangis terisak saat mengetahui bahwa suaminya pergi mengunjungi seorang wanita yang kaya dan berkuasa, membawa surat cinta.

Festival ini, yang pada awalnya untuk menguji kebajikan dan kesetiaan, namun juga berpotensi memunculkan terjadinya masalah dan menjadi boomerang. 

The Miscellaneous Tales of Southern Song (南宋杂俎) menceritakan tentang bagaimana Kanselir Kekaisaran bernama Wang Anshi mengeksekusi putra ketiganya karena sangat malu. Putranya mengerjai dengan merusak kursi yang digunakan untuk rapat kabinet, sehingga ketika Wang duduk di kursi itu untuk memimpin sekelompok menteri junior, kursi itu hancur dan membuatnya jatuh terjungkal.

Tidak ada yang yakin bagaimana atau kapan festival itu berakhir. Di provinsi Shanxi, festival ini tercatat masih dilakukan hingga akhir tahun 1845, dimana seorang ayah diadili karena memasukkan opium ke dalam teh putranya sebelum dia mengikuti Ujian Kekaisaran. 

Tetapi peristiwa seperti itu jarang terjadi. Menurut Profesor Gently, mungkin di bagian dari wilayah Shanxi yang terpencil jauh dari kota-kota besar, banyak tradisi kuno yang masih bisa bertahan. Tapi di seluruh Kekaisaran, Hari Leci busuk telah berhenti dirayakan, dan menjadi tantangan berbahaya bagi keharmonisan masyarakat. (*)