Lama Baca 6 Menit

China Jadi Leader Industri Teknologi Global

22 September 2022, 12:19 WIB

China Jadi Leader Industri Teknologi Global-Image-1
Poster Huawei - East Asia Forum

Beijing, Bolong.id - Kekuatan Tiongkok di industri teknologi global sekarang, segera menjadikan Tiongkok pemain terkemuka di dunia. 

Dilansir dari East Asia Forum, Selasa (20/9/22), Presiden Tiongkok, Xi Jinping memerintahkan peningkatan kualitas - kuantitas manufaktur teknologi canggih pada tahun 2025. 

Digital Silk Road (DSR), diluncurkan pada tahun 2015 sebagai bagian dari Belt and Road Initiative, mencerminkan tujuan pengembangan infrastruktur digital di dalam dan luar negeri.

Dunia telah menyaksikan transformasi digital Tiongkok dalam telekomunikasi, kecerdasan buatan, sistem navigasi satelit, kabel laut, dan sistem pengawasan. Pandemi COVID-19 telah mempercepat DSR, meningkatkan proyek digital Tiongkok dan investasi teknologi tinggi di luar negeri.

Perusahaan teknologi Tiongkok memiliki kehadiran yang signifikan di Timur Tengah dan Afrika Utara. 

Komentator industri telah menggambarkan Huawei sebagai pemasok telekomunikasi terbesar di dunia, produsen smartphone terbesar kedua dan pemimpin global dalam jaringan telekomunikasi generasi kelima (5G). 

Sejak 2018, raksasa teknologi Tiongkok Alibaba dan Baidu telah banyak berinvestasi dalam perdagangan dan telekomunikasi regional.

Huawei menjadi salah satu perusahaan teknologi yang dimiliki sepenuhnya pertama di Qatar pada tahun 2018, berkontribusi pada pengembangan teknologi 5G dan menyediakan komunikasi yang lebih baik antara individu, kendaraan, dan peralatan. 

Pada 2019, Huawei menandatangani perjanjian kemitraan dengan penyedia telekomunikasi terkemuka Arab Saudi Zain untuk meluncurkan jaringan area lokal 5G pertama di Timur Tengah dan Afrika Utara. 

Perusahaan telekomunikasi Uni Emirat Arab Du dan Etisalat juga telah menandatangani kesepakatan dengan Huawei untuk menyediakan layanan jaringan 5G.

Pada tahun 2017, Huawei meluncurkan Cairo OpenLab sebagai pusat untuk melakukan penelitian dan pengembangan (R&D) di Afrika Utara dan menjalin kemitraan dengan banyak universitas di wilayah tersebut untuk melatih siswa lokal. 

Di Tunisia dan Aljazair, Tiongkok telah menggunakan Sistem Satelit Navigasi BeiDou di bidang pertanian, telekomunikasi, pemantauan maritim, dan bantuan bencana.

Tiongkok mencari kehadiran teknologi yang lebih besar melalui DSR di banyak wilayah — sehingga menyulitkan perusahaan Barat untuk bersaing. Di era pascapandemi, Timur Tengah dan Afrika Utara akan lebih bergantung pada Tiongkok, terutama di industri telekomunikasi digital. 

Sejak merebaknya COVID-19, konektivitas digital menjadi lebih menonjol. Serupa dengan bagian dunia lainnya, penggunaan internet untuk pendidikan online, belanja dan layanan kesehatan telah menjadi penting untuk kehidupan sehari-hari di wilayah tersebut.

Ketimpangan dalam akses internet tetap menjadi tantangan kritis di seluruh kawasan, terutama di negara-negara dengan kemampuan infrastruktur yang lebih buruk. Jumlah pengguna internet di wilayah tersebut melebihi 300 juta pada tahun 2021, dengan penetrasi internet akan mencapai 50 persen dari populasi pada akhir tahun 2022.

Keterjangkauan adalah salah satu faktor utama di balik penyebaran smartphone Tiongkok di wilayah tersebut. Merek ponsel seperti Vivo, Oppo, dan Xiaomi semakin menjadi pilihan populer bagi konsumen. Persaingan antara ponsel Tiongkok dan merek lain terbatas karena harga yang lebih murah dan teknologi 5G yang ditawarkan oleh merek Tiongkok.

Menerapkan teknologi Tiongkok di Timur Tengah dan Afrika Utara tidak hanya akan meningkatkan ekonomi negara tetapi juga akan berkontribusi pada peningkatan pendidikan, kesehatan, transportasi, pertanian, dan layanan.

Adopsi teknologi Tiongkok juga akan memiliki implikasi ekonomi dan politik bagi kawasan. 

Di bidang ekonomi, Tiongkok memperluas perusahaan teknologinya, menciptakan lebih banyak peluang bagi Tiongkok untuk mendominasi pasar digital di wilayah tersebut. Itu dapat mempengaruhi kemampuan perusahaan lokal dan Barat untuk bersaing.

Di bidang politik, internet adalah alat penting yang digunakan untuk melawan rezim otokratis selama Musim Semi Arab pada tahun 2011. Ketika para politisi di kawasan itu menyadari bahwa internet merupakan ancaman potensial bagi kekuasaan mereka, tingkat sensor internet telah meningkat.

DSR adalah ide yang menarik bagi banyak negara yang ingin meningkatkan pertumbuhan ekonomi mereka dan bekerja menuju transformasi digital. 

Namun tantangan keamanan di balik keterlibatan dengan Tiongkok di sektor ini tetap menjadi masalah kritis. Keamanan data merupakan perhatian utama bagi negara-negara yang menggunakan teknologi Tiongkok. 

Huawei telah membantu meluncurkan sistem pengawasan di seluruh Afrika dan dituduh membantu pemerintah Afrika memata-matai warganya karena alasan politik pada 2019.

Ketika Tiongkok mengembangkan hubungan politik dan ekonomi yang lebih kuat dengan negara-negara di Timur Tengah dan Afrika Utara, para pembuat kebijakan harus mempertimbangkan implikasi dari mengadopsi sistem teknologi Tiongkok. Mengingat sejarah penindasan politik di kawasan ini, sistem ini dapat digunakan untuk menghalangi kebebasan politik.

Passant Mamdouh Ridwan adalah Peneliti Pasca Doktoral di Belt and Road & Global Governance Institute, Universitas Fudan. (*)

Informasi Seputar Tiongkok