Lama Baca 3 Menit

Ahli Demografi China Usulkan Ubah Kebijakan Kesuburan

18 January 2024, 19:51 WIB

Ahli Demografi China Usulkan Ubah Kebijakan Kesuburan-Image-1
Perawat merawat bayi yang baru lahir di sebuah rumah sakit di Zunyi, Provinsi Guizhou, Tiongkok barat daya.

Beijing, Bolong.id - Para ahli demografi Tiongkok mengusulkan pembentukan kembali kebijakan dukungan kesuburan untuk perempuan.

Hal ini untuk mendukung perempuan agar bisa mendorong kenaikan populasi berkualitas tinggi sebagai respons pertumbuhan populasi negatif jangka panjang.

Dilansir dari People Daily China Rabu (17/01/24), saran dari para ahli demografi datang pada hari Selasa, satu hari sebelum Biro Statistik Nasional dijadwalkan merilis data populasi tahunan tahun 2023. 

Sebagian besar ahli demografi percaya bahwa populasi kelahiran baru tahunan pada tahun 2023 akan terus menurun.

Yuan Xin, wakil ketua Asosiasi Populasi Tiongkok dan ahli demografi dari Universitas Nankai di Tianjin, mengatakan bahwa pada tahun 2024, pertumbuhan populasi negatif mungkin akan berkurang sampai batas tertentu karena preferensi masyarakat Tiongkok terhadap Tahun Naga. 

Pernyataan tersebut disampaikannya pada seminar hari Selasa yang diselenggarakan oleh Asosiasi Populasi Tiongkok.

“Pandemi COVID-19 yang sudah berlangsung selama tiga tahun, penurunan jumlah wanita usia subur, lemahnya keinginan untuk subur, tertundanya pernikahan dan melahirkan anak merupakan faktor-faktor yang berkontribusi terhadap pertumbuhan penduduk negatif pada tahun 2023,” kata Yuan.

“Setelah pembatasan COVID-19 dicabut pada akhir tahun 2022, negara ini mengalami puncak kasus infeksi positif yang berlangsung selama sekitar tiga bulan. Generasi muda yang terinfeksi disarankan untuk tidak hamil selama tiga hingga enam bulan karena alasan kesehatan,” Yuan mengatakan kepada Global Times.

Salah satu alasan utama di balik pertumbuhan penduduk yang negatif adalah menurunnya jumlah perempuan yang memilih untuk memiliki anak. 

Menurut He Dan, direktur Pusat Penelitian Kependudukan dan Pembangunan Tiongkok, sebuah survei yang dilakukan oleh pusat penelitiannya menunjukkan bahwa rata-rata jumlah anak ideal bagi wanita usia subur turun dari 1,95 pada tahun 2017 menjadi 1,86 pada tahun 2022, dan jumlah anak yang mereka inginkan turun dari 1,77 menjadi 1,74.

He Dan yakin sebagian besar faktor yang menyebabkan menurunnya pilihan perempuan untuk memiliki anak atau menikah dapat disesuaikan melalui penerapan kebijakan yang mendukung. 

“Meskipun kota-kota telah mengeluarkan banyak kebijakan yang mendukung perempuan usia subur untuk melahirkan, namun harapan masyarakat masih belum terpenuhi,” tegasnya.(*)

 

 

Informasi Seputar Tiongkok.