Beijing, Bolong.id - Tiongkok diperkirakan akan mencapai puncak emisi karbonnya lebih cepat dari rencana.
Hal ini seiring negara tersebut mendorong lebih banyak proyek energi baru untuk menyelamatkan masyarakat dari perubahan iklim, menurut laporan dari Wall Street Journal (WSJ) pada hari Minggu.
Dilansir dari CGTN Selasa (13/02/24), laporan tersebut mengutip pengawas iklim internasional yang mengatakan bahwa kemajuan Tiongkok dalam mengganti energi karbon dengan energi baru lebih cepat dari perkiraan banyak orang.
Peningkatan permintaan listrik tahunan Tiongkok pada tahun 2023 seluruhnya ditutupi oleh pembangunan kapasitas energi ramah lingkungan yang baru – yang pertama dalam sejarah negara ini – menurut Badan Energi Internasional (IEA), sebuah organisasi antar pemerintah yang menganalisis sektor energi global.
Ini berarti emisi karbon Tiongkok dari pembangkit listrik tenaga batu bara akan mulai menurun di tahun-tahun mendatang, kata IEA kepada WSJ.
Kapasitas terpasang energi terbarukan Tiongkok melebihi 1,45 miliar kilowatt pada tahun 2023, mencakup lebih dari 50 persen total kapasitas pembangkit listrik terpasang di Tiongkok, menurut data yang dirilis oleh Administrasi Energi Nasional (NEA).
Data tersebut sejalan dengan pemantau pihak ketiga seperti organisasi nirlaba Transition Zero yang berbasis di Inggris, yang menggunakan pencitraan satelit untuk memantau emisi di Tiongkok. Organisasi tersebut mengatakan kepada WSJ bahwa data resmi “secara umum selaras dan konsisten” dengan versi mereka sendiri. (*)
Informasi Seputar Tiongkok
Advertisement