Beijing, Bolong.id - Wanita yang menerima vaksinasi atau booster COVID-19 berbasis mRNA selama kehamilan dapat memberikan bayi mereka perlindungan yang kuat terhadap infeksi COVID-19 yang bergejala setidaknya selama enam bulan setelah lahir.
Informasi tersebut menurut sebuah studi baru yang dilakukan oleh Institut Kesehatan Nasional AS (NIH).
Dilansir dari CGTN Kamis (15/02/24),Penelitian sebelumnya mengungkapkan bahwa ketika relawan hamil menerima kedua dosis vaksin mRNA COVID-19, antibodi yang diinduksi oleh vaksin tersebut dapat ditemukan pada darah tali pusat bayi mereka yang baru lahir.
Hal ini menunjukkan bahwa bayi-bayi tersebut kemungkinan besar memiliki perlindungan terhadap COVID-19 ketika mereka masih terlalu muda untuk menerima vaksin, kata NIH dalam rilisnya pada hari Rabu.
Namun, para peneliti tidak mengetahui berapa lama tingkat antibodi ini akan bertahan atau seberapa baik bayi akan terlindungi.
Dalam studi ini, peneliti NIH menganalisis data dari 475 bayi di sembilan lokasi di seluruh AS. Bayi tersebut dievaluasi setidaknya dalam satu kunjungan tindak lanjut selama enam bulan pertama setelah lahir.
Berdasarkan sampel darah bayi, para peneliti menemukan bahwa bayi baru lahir dengan tingkat antibodi tinggi saat lahir juga memiliki perlindungan lebih besar terhadap infeksi COVID-19 selama enam bulan pertama.
“Temuan ini, yang dipublikasikan di Pediatrics, memperkuat pentingnya menerima vaksin COVID-19 dan booster selama kehamilan untuk memastikan bahwa bayi dilahirkan dengan perlindungan yang kuat hingga mereka cukup umur untuk menerima vaksinasi,” kata NIH. (*)
Informasi Seputar Tiongkok.
Advertisement