Beijing, Bolong.id - Di jaman Dinasti Jin Timur (266-420 M), ada seorang nelayan tua bernama Yang di Wuling. Dia membawa perahu, pergi memancing. Saat perahu hanyut ke hilir, nelayan itu tersesat.
Tiba-tiba, hutan indah pohon persik dengan bunga mekar, menarik perhatiannya.
Dilansir dari China.org.cn. Dia terus berlayar ke ujung hutan di mana dia menemukan sebuah gunung dengan gua kecil di kakinya.
Setelah nelayan berjalan melewati gua, sebuah dunia baru terbuka di hadapannya.
Orang-orang tampak bahagia dan lembut, dan menjalani kehidupan yang damai tanpa pertengkaran atau perselisihan.
Yang beristirahat dengan tenang, sementara yang muda bermain dengan gembira.
Ketika masyarakat di situ melihat nelayan itu, mereka sepakat untuk tidak memberi tahu orang lain apa yang dia lihat di sana.
Namun sesampainya di rumah, nelayan tersebut menceritakan pengalamannya kepada penduduk desa lainnya.
Warga tidak benar-benar mempercayainya tetapi mengikutinya kembali ke gua yang ditunjukkan Yang, karena penasaran. Tapi dia tidak pernah menemukan tempat itu lagi.
Idiom ini digunakan untuk menggambarkan surga yang damai, atau utopia. (*)
Informasi Seputar Tiongkok
Advertisement
