Lama Baca 3 Menit

Teleskop FAST China Pantau Gelombang Gravitasi Nanohertz

03 July 2023, 10:24 WIB

Teleskop FAST China Pantau Gelombang Gravitasi Nanohertz-Image-1
Lebih banyak penemuan besar dibuat di FAST

Beijing, Bolong.id - Para ilmuwan Tiongkok menggunakan teleskop FAST (Five-hundred-meter Aperture Spherical Telescope) memantau bukti gelombang gravitasi nanohertz di semesta.

Dilansir dari 人民网 Sabtu (01/07/23), penelitian ini dilakukan oleh Chinese Pulsar Timing Array, atau CPTA, yang terdiri dari para peneliti dari National Astronomical Observatories of the Chinese Academy of Sciences dan institut lainnya. 

Temuan ini dipublikasikan secara online pada Kamis pagi di jurnal China Research in Astronomy and Astrophysics.

Gelombang gravitasi adalah "riak" yang dihasilkan oleh benda masif seperti lubang hitam saat bergerak dengan cepat melalui jalinan ruang-waktu.

Meskipun sinyalnya lemah, gelombang tersebut dapat digunakan untuk mendeteksi materi gelap di alam semesta.

Mendeteksi gelombang gravitasi dengan frekuensi serendah nanohertz akan membantu para astronom memahami asal-usul struktur alam semesta dan menemukan pertumbuhan, evolusi, dan penggabungan benda langit paling masif di alam semesta — lubang hitam supermasif.

Namun, gelombang gravitasi nanohertz sangat sulit untuk dideteksi karena frekuensinya yang sangat rendah. Periode yang sesuai bisa mencapai beberapa tahun, dan panjang gelombangnya bisa mencapai beberapa tahun cahaya.

Dengan demikian, satu-satunya cara yang diketahui untuk mendeteksinya adalah dengan menggunakan teleskop radio besar untuk melakukan pengamatan jangka panjang.

Li Kejia, penulis korespondensi artikel tersebut dan seorang peneliti di National Astronomical Observatories, mengatakan tim peneliti saat ini tidak dapat mengidentifikasi sumber astronomi dari sinyal arus karena rentang waktu pengamatan yang relatif singkat dari data saat ini, tetapi hal ini akan diselesaikan. sebagai rentang waktu data pengamatan berikutnya meningkat.

Berburu gelombang gravitasi nanohertz adalah salah satu fokus utama para peneliti fisika dan astronomi saat ini. Tim peneliti dari Amerika Serikat, Eropa, dan Australia telah mengumpulkan data waktu pulsar selama lebih dari 20 tahun, sementara ilmuwan Tiongkok mulai melakukannya pada 2019 menggunakan FAST.

Dengan memanfaatkan kepekaan FAST yang tinggi dan kemampuan yang kuat untuk memantau pulsar, CPTA mengatakan bahwa mereka mencapai terobosan pada saat yang sama dengan yang dilakukan peneliti internasional lainnya, termasuk yang dari Observatorium Nanohertz Amerika Utara untuk Gelombang Gravitasi, Pulsar Timing Array Eropa-India dan Parkes Australia Susunan Waktu Pulsar.

Ketiga tim asing itu juga mengumumkan hasil serupa pada Kamis. (*)


Informasi Seputar Tiongkok