Lama Baca 4 Menit

Pidato Jokowi Jelaskan Tujuan Indonesia 2045

21 August 2023, 10:29 WIB

Pidato Jokowi Jelaskan Tujuan Indonesia 2045-Image-1
Presiden RI Joko Widodo (kiri tengah), dengan pakaian adat Kepulauan Tanimbar Provinsi Maluku, berjalan bersama Ketua DPR Puan Maharani (kanan tengah), dengan pakaian adat Kalimantan Barat, setibanya untuk menyampaikan Pidato Kenegaraan jelang pidato kenegaraan. Hari Kemerdekaan Indonesia, di gedung DPR RI di Jakarta, Rabu. - China Daily 

Jakarta, Bolong.id - Presiden Indonesia, Joko Widodo (Jokowi) berpidato pada Rabu (16/08) bahwa kebijakan hilirisasi komoditas adalah kunci ambisi Indonesia untuk menjadi salah satu ekonomi terbesar dunia pada 2045.

Dilansir dari Chiba Daily (17/08/2023).Dalam Pidato Kenegaraan tahunan yang disampaikan menjelang Hari Kemerdekaan Indonesia pada Kamis, Joko Widodo mengatakan bahwa pengelolaan dan pengolahan sumber daya alam dan bahan baku negara akan mendukung kesejahteraan rakyat.

Dia mengatakan kepada anggota MPR, DPR, dan DPD bahwa "hilirisasi komoditas", lebih dikenal dengan "hilirisasi", akan menghasilkan "buah manis" begitu negara membangun ekosistem yang memadai untuk itu.

Perekonomian terbesar di Asia Tenggara ini juga merupakan salah satu pengekspor komoditas terbesar di dunia. 

Di bawah kebijakan hilirisasi, Indonesia bergerak ke arah produksi dan ekspor produk olahan. Itu sebabnya pemerintah melarang ekspor bijih nikel dan bauksit, sedangkan pengiriman bijih tembaga tidak diperbolehkan pada 2024.

Indonesia bertujuan untuk mendorong PDB per kapita jauh di atas $10.000 dalam satu dekade dan $25.000 pada tahun 2045, ketika Indonesia merayakan seratus tahun kemerdekaannya.

Widodo mengatakan kebijakan tersebut membutuhkan transfer teknologi dan tidak hanya mencakup sumber daya mineral tetapi juga komoditas lain seperti kelapa sawit dan kelapa. 

Dia mengatakan bahwa peraturan yang ada, yang melarang ekspor mineral mentah, dapat merugikan eksportir dalam jangka pendek tetapi ini akan diimbangi dengan keuntungan jangka panjang setelah ekosistem yang diperlukan telah dikembangkan.

Widodo menempatkan target pendapatan PDB 2024 sebesar Rp2.781,3 triliun ($182 miliar) dan target belanja sebesar Rp3.304,1 triliun, defisit 2,29 persen. Pertumbuhan ekonomi 2024 ditargetkan 5,2 persen, inflasi 2,8 persen.

Bonus demografi

Widodo mengatakan "bonus demografis" negara menawarkan peluang besar lainnya. Ia mengatakan, bonus demografi Indonesia akan mencapai puncaknya pada tahun 2030-an. 

Saat ini jumlah penduduk Indonesia usia 15-64 tahun yang merupakan penduduk usia kerja melebihi jumlah penduduk bukan usia kerja.

Widodo mengatakan bahwa peningkatan produktivitas nasional akan meningkatkan kepercayaan internasional terhadap Indonesia, memungkinkannya mencapai tujuan "Visi Indonesia 2045", dan menjadi salah satu dari lima ekonomi terbesar di dunia.

Andreas Hugo Pareira, anggota DPR, mengatakan bonus demografi dan kepercayaan internasional akan membantu Indonesia mencapai "Indonesia Emas" pada 2045. "Kami berharap ini bisa tercapai karena pemerintah sudah memiliki strategi untuk mewujudkannya," ujarnya. dikatakan.

Widodo mengatakan Indonesia telah mendapatkan kepercayaan internasional, berkat keberhasilannya menjadi presiden KTT Kelompok 20 pada tahun 2022 dan kepemimpinan KTT Perhimpunan Bangsa Bangsa Asia Tenggara tahun ini; konsistensinya dalam mempromosikan hak asasi manusia dan kesetaraan; ketahanannya terhadap krisis ekonomi global dan penanganan pandemi.

Widodo mengatakan bahwa Indonesia telah mampu menciptakan ruang dialog, menjadi titik temu, dan menjembatani perbedaan yang ada.

“Kredibilitas kita akan lebih diakui, dan kedaulatan kita akan lebih dihormati. Suara Indonesia akan lebih didengarkan, dan ini memudahkan kita untuk bernegosiasi,” katanya.

Aleksius Jemadu, dosen hubungan internasional di Universitas Pelita Harapan Indonesia, mengatakan kebijakan luar negeri Widodo didasarkan pada "prinsip saling menguntungkan" dan bahwa ia memperkuat ekonomi Indonesia sebagai landasan untuk membangun kepercayaan internasional.

“Tujuan ini hanya bisa dicapai jika Indonesia membuka diri dan meningkatkan daya saingnya melalui pengembangan industri dalam negeri…meski membutuhkan waktu dan konsistensi kebijakan,” kata Jemadu.(*)

 

Informasi Seputar Tiongkok