Lama Baca 3 Menit

Lampaui Target WHO, Tapi Tes COVID-19 di Indonesia Tak Merata

22 January 2021, 10:58 WIB

Lampaui Target WHO, Tapi Tes COVID-19 di Indonesia Tak Merata-Image-1

Prof. Wiku Adisasmito - Image from Gambar diambil dari internet. Semua keluhan mengenai hak cipta dapat menghubungi kami.

Jakarta, Bolong.id – Wiku Adisasmito, Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19, menyebut jumlah tes terkait paparan virus corona Indonesia telah melampaui target Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada Selasa (19/1/2021).

Melalui keterangan pers daring di kanal Youtube Sekretariat Presiden,Wiku menjelaskan bahwa “Pada 10 Januari 2021, jumlah orang yang diperiksa mingguan sudah mencapai angka 290.764 orang atau sudah melebihi target WHO sebesar 107,69 persen.”

Adapun target WHO yang dimaksud adalah berlangsungnya tes sejumlah 1:1000 populasi negara per minggunya. Dengan rasio itu, Indonesia harus menggelar 267 ribu tes setiap pekan.

Pun demikian, prestasi Indonesia ini ternyata menyimpan masalah. Sebabnya, jumlah tes massal tersebut tidak merata di seluruh wilayah. Menurut Wiku, masih banyak daerah yang belum memenuhi standar jumlah tes WHO dan pemda dinilai harus lebih serius untuk menerapkan acuan WHO.

 "Saya pun mengimbau ke depannya, kesuksesan upaya testing kita ini memiliki indikator yang lebih maju, yaitu pemerataan,” imbuhnya.

Selain itu, Wiku juga menghimbau pemda untuk meningkatkan upaya penelusuran kontak (tracing) mengingat tracing merupakan salah satu kunci kesuksesan penanganan pandemi.

 "Hal ini dimaksudkan untuk dapat tepat menjaring populasi yang berpotensi terpapar dengan pendeteksian dini. Sehingga dapat dilakukan penanganan sesegera mungkin," jelas Jubir pemerintah tersebut.

Berkenaan dengan hal itu, Wiku juga memberi peringatan terkait tingginya resiko penularan COVID-19 di kawasan pengungsian. Ia pun menghimbau pemerintah untuk meningkatkan usaha antisipasi pada daerah-daerah dengan tingkat penularan tinggi. Hal ini pun penting untuk diperhatikan mengingat banyaknya bencana alam yang melanda Indonesia.

"Daerah yang masuk pada zonasi merah dan kuning harus melakukan persiapan lebih, mengingat laju penularan yang tinggi di mana pengungsian sebagai daerah yang riskan terjadi penularan," ujarnya.

Dalam kesempatan itu, tak lupa Wiku mengapresiasi pula kinerja para petugas dan relawan di area bencana serta menegaskan untuk selalu diterapkannya selalu protokol kesehatan. "Kami ingatkan kembali agar petugas dan relawan tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan agar tidak jatuh sakit saat menjalankan tugas," tutur Wiku.

Sebanyak 154 bencana alam telah melanda Indonesia sejak tahun 2021 dimulai. Dengan banyaknya korban bencana yang harus mengungsi, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pun berencana melakukan pemeriksaan terkait Covid-19 di pengungsian. Jenis tes yang akan dilaksanakan adalah tes cepat antigen.

"Dalam waktu dekat akan disampaikan rapid tes antigen untuk wilayah tempat pengungsian agar bisa dipantau," ucap Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati, Sabtu (16/1/2021). (*)

Esy Gracia/Penulis