Lama Baca 2 Menit

PSBB Dinilai Belum Maksimal, Epidemiolog Sarankan Jakarta Lockdown

23 January 2021, 17:06 WIB



PSBB Dinilai Belum Maksimal, Epidemiolog Sarankan Jakarta Lockdown-Image-1

Jalanan Jakarta di Masa PSBB - Image from Gambar diambil dari internet. Segala keluhan terkait gambar dapat menghubungi kami.

Jakarta, Bolong.id - Epidemiolog dari Universitas Indonesia (UI) Tri Yunis Miko Wahyono menilai pengetatan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di DKI Jakarta, belum maksimal. Akibatnya, penularan COVID-19 masih sulit dikendalikan.

"Kalau mau PSBB seperti ini harus dilakukan dengan serius. Kalau mau lebih baik di- lockdown atau PSBB tingkat berat," jelas Tri.

Melihat padatnya jalan di Ibu Kota, Tri menilai pembatasan operasi sektor usaha maksimal 25% tidak benar-benar dipatuhi. "Kalau memang 25 persen itu ditaati tidak mungkin kepadatan di Jakarta masih seperti sekarang. Kalau 75 persen di rumah pasti Jakarta jauh lebih sepi dari sekarang," ujarnya pada media Senin lalu (18/1/2021).

Dengan angka rasio positif yang sudah tembus di angka 18 persen, menurut Tri, imbauan protokol kesehatan 3M yaitu menggunakan masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan belum cukup.

"Sekarang himbauannya orang benar-benar tidak boleh keluar kalau tidak mendesak, tapi melihat kondisi di Jakarta sudah seperti tidak ada COVID-19," pungkasnya.

Kondisi DKI Jakarta sendiri memang mengkhawatirkan. Meski dalam PSBB ketat, Pemerintah DKI mencatat lebih dari 3 ribu penambahan kasus COVID-19 di Ibu Kota. Data terakhir bulan Januari menyebutkan rasio positif penularan COVID-19 di Ibu Kota mencapai 18,9 persen. (*)

Esy Gracia/Penulis