Lama Baca 3 Menit

3 Strategi China Kembangkan Pengaruhnya Lewat Media di Indonesia

21 January 2022, 12:17 WIB

3 Strategi China Kembangkan Pengaruhnya Lewat Media di Indonesia-Image-1

Ketum PWI di Forum Jurnalis Belt and Road Initiative (BRI) di 2019 - Image from berbagai sumber. Segala keluhan terkait hak cipta silahkan hubungi kami

Jakarta, Bolong.id - Muhammad Zulfikar Rakhmat, dosen Hubungan Internasional dari Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta membeberkan pengamatannya terkait upaya perluasan pengaruh Tiongkok lewat media secara global. Termasuk Indonesia selama beberapa tahun terakhir.

Indonesia, sebagai salah satu entitas ekonomi terbesar di Asia Tenggara termasuk sebagai prioritas target propaganda media Beijing. Tak hanya karena Tiongkok merupakan partner dagan Indonesia yang utama, nusantara juga berada di lokasi strategis bagi mega proyek infrastruktur Tiongkok, Belt and Road Initiative (BRI).

Dilansir dari elaborasi Rakhmat di salah satu situs media non-profit The Conversation, berikut 3 strategi Tiongkok untuk mengembangkan pengaruhnya lewat media di Indonesia.

1. Memperluas kehadiran fisik

Beberapa media Tiongkok telah mendirikan kantor cabang mereka di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir.  Contohnya adalah hadirnya Hi Indo! Channel di Indonesia yang beroperasi di bawah otoritas Tiongkok International Television Corporation (CITV) yang menargetkan para penonton muda. Selain itu, The Jakarta Post pun bekerja sama dengan media milik pemerintah Tiongkok, seperti Xinhua dan Tiongkok Daily yang dimiliki oleh Departemen Publisitas CPC, da berhak untuk mempublikasi ulang berita mereka. The Jakarta Post pun pernah menerbitkan artikel yang ditulis oleh beberapa duta besar Tiongkok. Kini, Xinhua, pun telah membuka Xinhua Indonesia.

2. Mengundang wartawan ke Tiongkok dan bekerja sama dengan media Indonesia

Tiongkok juga sudah aktif mengundang banyak jurnalis asing ke negara itu. Pada 2019 misalnya, perwakilan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) turut menghadiri konferensi Forum Jurnalis Belt and Road Initiative (BRI). Acara tersebut diselenggarakan oleh Asosiasi Seluruh Jurnalis Tiongkok (All Tiongkok Journalist Association-ACJA) yang juga merupakan afiliasi dari PKC.

Didukung oleh Tiongkok Communications University dan Tiongkok International Radio, kerja sama dari konferensi tersebut juga melahirkan berbagai kemitraan. Di antaranya meliputi pertukaran jurnalis, pelatihan jurnalistik, pelaporan berita bersama, serta beragam kegiatan akademik lainnya.

3. Kebijakan sensor

Demi menekan sentimen anti-Tiongkok di Indonesia, Tiongkok melaksanakan kebijakan sensor bagi beberapa media Indonesia. Misalnya saja, pada Agustus 2020, Reuters melaporkan bahwa perusahaan teknologi Tiongkok ByteDance telah menyensor artikel yang kritis terhadap pemerintah Tiongkok yang terbit di Baca Berita Indonesia (BaBe). Aturan penyensoran tersebut didasarkan pada instruksi dari kantor pusat di Beijing. Namun, Reuters sendiri juga menyebutkan adanya klaim bahwa aturan moderasi tersebut tidak terlalu ketat pada 2019 dan pertengahan 2020 yang lalu.


Informasi seputar Tiongkok