Lama Baca 3 Menit

Neraca Dagang RI Surplus 21 Bulan Beruntun, Rupiah Terus Menguat

16 February 2022, 16:37 WIB

Neraca Dagang RI Surplus 21 Bulan
Beruntun, Rupiah Terus Menguat-Image-1

Ilustrasi Rupiah Menguat - Image from berbagai sumber. Segala keluhan terkait hak cipta silahkan hubungi kami

Jakarta, bolong.id - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat di Selasa (15/2/2022) sore. Penguatan ini didukung surplusnya neraca perdagangan Indonesia di Januari 2022.

Rupiah ditutup menguat 26 poin atau 0,19 persen ke posisi 14.300 per dolar AS dibandingkan dengan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya, 14.326 per dolar AS.

"Penguatan rupiah ditopang neraca dagang bulan Januari yang masih mengalami surplus meski jumlahnya menurun," kata analis sekaligus Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi dilansir dari Antara, Selasa (15/2/2022).

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus 930 juta dolar AS pada Januari 2022 dengan nilai ekspor 19,16 miliar dolar AS dan impor USD 18,23 miliar. Angka ini menurun dibandingkan surplus pada Desember 2021 yang mencapai USD 1,02 miliar.

Dengan demikian, neraca perdagangan Indonesia telah membukukan surplus selama 21 bulan beruntun. Adapun komoditas nonmigas penyumbang surplus terbesar pada Januari adalah lemak dan minyak hewan nabati, bahan bakar mineral, serta besi dan baja.

Selain itu, rupiah juga menguat seiring dengan turunnya Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada triwulan IV 2021. Posisi ULN Indonesia pada akhir triwulan IV 2021 tercatat sebesar USD 415,1 miliar, turun dibandingkan dengan posisi ULN pada triwulan sebelumnya sebesar USD 424 miliar.

Perkembangan tersebut disebabkan oleh penurunan posisi ULN sektor publik (pemerintah dan bank sentral) dan sektor swasta. Secara tahunan, posisi ULN triwulan IV 2021 terkontraksi 0,4 persen (yoy), setelah tumbuh 3,8
persen (yoy) pada triwulan sebelumnya.

Penguatan nilai rupiah juga dipengaruhi faktor eksternal. Pejabat The Federal Reserve di Amerika Serikat masih berdebat tentang seberapa agresif untuk memulai kenaikan suku bunga nanti pada pertemuan Maret mendatang.

Presiden Fed St Louis James Bullard, yang menyerukan kenaikan besar 50 basis poin pada minggu sebelumnya, mengulangi seruan untuk menaikkan suku bunga lebih cepat.