Lama Baca 3 Menit

Riset Universitas Toronto: TikTok Bukan Alat Spionase

25 March 2021, 15:47 WIB

Riset Universitas Toronto: TikTok Bukan Alat Spionase-Image-1

Ilustrasi logo tiktok - Image from Pixabay/konkarampelas

Washington, Bolong.id - Koran Wall Street Journal Amerika Serikat (AS), melaporkan hasil riset Universitas Toronto, Kanada bahwa kode komputer TikTok tidak akan mengganggu keamanan AS. 

Dilansir dari Huanqiu pada Selasa (23/3/2021), laporan penelitian ini dirilis Selasa (23/3/21) oleh Citizen Lab, tim peneliti keamanan dunia maya di Universitas Toronto. 

Itu menjawab tuduhan pemerintah AS terhadap Tiongkok. Bahwa mantan Presiden AS Donald Trump, mengklaim TikTok "membantu Tiongkok melakukan kegiatan spionase di luar negeri". 

Tim peneliti Universitas Toronto tidak menemukan bukti bahwa perangkat lunak aplikasi tersebut memiliki kapabilitas spionase. 

Lebih lanjut lagi, dijelaskan bahwa TikTok dibuat berdasarkan algoritma yang biasa digunakan pengguna, dan dapat memberi pengguna rekomendasi video pendek yang mereka minati. 

Dalam hal pengumpulan data, aplikasinya masih kalah proaktif daripada platform sosial media AS, Facebook

Penulis utama studi tersebut, Pellaeon Lin, mengatakan bahwa studinya tidak menemukan "masalah keamanan langsung dengan TikTok". Studi tersebut juga menunjukkan tidak ada bukti bahwa Beijing telah mengadopsi cara tidak konvensional untuk mengakses data pengguna TikTok.

Sepanjang tahun lalu, tim peneliti ini menganalisis TikTok dan Douyin versi Android dengan melacak informasi yang dikumpulkan aplikasi dari pelanggan, cara aplikasi mengirimkan informasi, dan lokasi. 

Mereka mengutip informasi pengunjung yang dikumpulkan pada Januari-September 2020 dan menyatakan bahwa tidak satu pun dari kedua aplikasi ini terlihat mengumpulkan daftar kontak, informasi lokasi, merekam atau mengirim gambar dan video di perangkat tanpa izin pengguna. 

Laporan penelitian juga menyatakan bahwa jumlah informasi yang dikumpulkan oleh TikTok mirip dengan platform media sosial besar lainnya. 

Baik TikTok dan Facebook mengumpulkan informasi perangkat pengguna, yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi dan melacak pengguna yang tidak masuk, serta perilaku mereka dalam perangkat lunak aplikasi.

Pun demikian, para peneliti mengaku bahwa mereka tidak dapat melewati semua tes aplikasi maupun melakukan analisis lengkap karena volume kode TikTok yang besar. 

Baptiste Robert, seorang peneliti keamanan Prancis, mengatakan "sangat sulit untuk membuktikan bahwa sesuatu tidak ada, terutama pada perangkat lunak sebesar itu."

Pernyataan tersebut merupakan hasil analisis kode TikTok-nya yang telah ia lakukan tahun lalu. Ia pun menarik kesimpulan yang sama dengan Citizen Lab dalam hal keamanan aplikasi dan cara pengumpulan data. 

Terkait aneka tuduhan pada TikTok, Robert berkata "hal terpenting bagi teknisi bukanlah berbicara, tetapi menggunakan teknologi dan fakta kami untuk menjelaskan segalanya." (*)