Lama Baca 3 Menit

Ada Konglomerat Hong Kong Ikut Cuan Dibalik IPO GOTO, Siapa?

13 April 2022, 00:10 WIB

Ada Konglomerat Hong Kong Ikut Cuan Dibalik IPO GOTO, Siapa?-Image-1

IPO GOTO di Bursa Efek Indonesia - Image from berbagai sumber. Segala keluhan terkait hak cipta silahkan hubungi kami

Jakarta, bolong.id - IPO PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) ternyata tidak hanya membawa keuntungan bagi investor dalam negeri, tapi juga bagi pemilik modal dari negara lain. Salah satu investor asing yang diuntungkan adalah seorang konglomerat asal Hong Kong bernama Richard Li.

Mengutip The Standard, Richard Li adalah sosok taipan asal Hong Kong yang berinvestasi sekitar US$ 900 juta untuk GOTO. Li berinvestasi di GOTO melalui Tokopedia, perusahaan yang menjadi bagian dari ekosistem GoTo.

Keterlibatan Li dalam pengembangan bisnis GOTO bukan tanpa alasan. Dia disebut ingin memperluas sayap usaha keluarganya hingga ke Asia Tenggara. Karena itu, salah satu jalan yang ia ambil adalah dengan berinvestasi pada Tokopedia dan GoTo sebagai salah satu perusahaan teknologi terbesar di Asia Tenggara.

Adapun Li adalah anak dari pebisnis Hong Kong Li Ka-shing. Kekayaan Li Ka-shing per 2022 diperkirakan mencapai US$ 36,2 miliar. Investasi Li ke perusahaan-perusahaan di Asia Tenggara pun sudah dilakukan sejak beberapa tahun terakhir yang tentunya semakin memperdalam pundi-pundi kekayaan keluarga Li.

Sebagai informasi, menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), pada penutupan perdagangan Selasa (12/4/2022), harga saham GOTO melesat 13,02% ke posisi Rp 382/unit. Sebelumnya, beberapa saat setelah bel pembukaan pasar berbunyi, harga saham GOTO sempat menyentuh Rp 416/unit atau naik 23,08%.

Nilai transaksi saham GOTO menjadi yang terbesar di BEI pada hari Selasa itu, yakni sebesar Rp 3,67 triliun. Volume perdagangan mencapai 9,4 miliar saham yang ditransaksikan sebanyak 297 ribu kali. Kenaikan ini dikatakan terjadi setelah investor asing memborong saham GOTO sebanyak Rp 250 miliar di pasar reguler.

Saat ini, kapitalisasi pasar GOTO tercatat sebesar Rp 452 triliun, berada di peringkat empat besar atau tepat di bawah emiten telekomunikasi BUMN PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) dengan valuasi mencapai Rp 454,70 triliun.