Laksamana Muda John Lie - Image from Youtube
Bolong.id – Peran para tokoh Tionghoa tak luput dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia. Namun, penulisan sejarah oleh beberapa orang kadang kala menutupi peran dan perjuangan mereka bagi Indonesia. Menurut Jaleswari Pramodhawarni, tiga dekade kekuasaan Orde baru telah menyembunyikan peran-peran Tionghoa kepada negara.
Dilansir dari historia.id, salah satu tokoh tersebut adalah Laksamana Muda John Lie.
John Lie adalah salah seorang pahlawan nasional pertama dari etnis Tionghoa yang sangat melegenda dalam dunia militer tanah Air.
Selain Laksamana Muda John Lie, ada pula Surya Margono, seorang muslim Tionghoa asal Kalimantan Barat. Ia dulunya menjabat sebagai atase di Tiongkok yang kemudian berdinas di Kementerian Pertahanan.
Ada pula Hendra K., seorang tentara yang bertugas di Bravo 90 Penanggulangan teror. Nama aslinya adalah Hendrea Kho, namun orang tuanya memaksa untuk menyingkat namanya menjadi Hendra K karena ditakutkan akan menimbulkan masalah pada masa Orde Baru. Saat masih dalam pendidikan, dirinya sering dipanggil Dji Sam Soe karena nomor helmnya 234. Adapun Hendra masuk ke dunia militer sebagai tentara karena kakeknya yang datang sekitar tahun 1912 dari Tiongkok.
Selain tokoh yang disebutkan di atas, ada pula beberapa Tionghoa yang memegang posisi strategis dalam kemiliteran Indonesia, antara lain Teguh Santosa (Tan Tiong Hiem) seorang mantan wakil asisten perencanaan Kasad (1998-1995); Iskandar Kamil (Liem Key Ho) mantan kepala badan pembinaan hukum (1998); Teddy Yusuf (Him Tek Ji) komandan resort militer 131 Manado (1995); dan Bambang Soembodo, Asisten Logistik Kepala Staf Umum (1996-1999).
Akan tetapi, menurut Sonny Adrianto, Asintel Kodam Jayakarta, pasca peristiwa Gerakan 30 September 1965, peran Tionghoa dalam kemiliteran berkurang. “Mungkin akibat stigma negatif bahwa golongan Tionghoa dekat dengan golongan komunis saat peristiwa 1965", kata Sonny.(*)
Informasi Seputar Tiongkok
Advertisement