Lama Baca 3 Menit

Mengenal Omicron, Varian Baru Covid-19

29 November 2021, 14:09 WIB

Mengenal Omicron, Varian Baru Covid-19-Image-1

Ilustrasi virus Covid-19 Omicron - Image from Dari berbagai sumber

Jakarta, Bolong.id - Dunia kembali digegerkan dengan varian baru virus corona yang dinamakan Omicron. Puluhan negara pun kembali memperketat aturan pembatasan Covid-19 seperti membatasi kedatangan pendatang asing hingga lockdown nasional.

Varian corona yang pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan itu diduga sejumlah ahli lebih menular dari varian Covid-19 lainnya. Hal itu memicu kekhawatiran terkait efikasi vaksin Covid-19 yang sudah ada saat ini tak begitu mempan membasmi varian Omicron.

Berikut fakta-fakta yang sejauh ini diketahui para ahli soal Omicron atau varian dengan nomor ilmiah B.1.1.529.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan varian Omicron pertama kali teridentifikasi di Afrika Selatan pada 9 November 2-21. Varian itu pun sudah resmi masuk ke daftar Variant of Concern (VOC) atau varian yang harus diperhatikan karena memiliki tingkat penularan tinggi, virulensi yang tinggi, dan menurunkan efektivitas diagnosis, terapi serta vaksin yang ada.

Saat ini, kasus Covid-19 varian Omicron di Afrika Selatan meningkat di hampir setiap provinsi di negara itu dan telah menyebar ke setidaknya delapan negara termasuk Inggris, Jerman, Belgia, hingga Hong Kong.

Pusat Pencegahan dan Pengadilan Penyakit Eropa mengatakan, varian Omicron berpotensi lolos kekebalan vaksin dan lebih cepat menular dibandingkan varian Delta. Lembaga tersebut juga mengatakan ada resiko tinggi hingga sangat tinggi untuk menyebar di Eropa.

Hingga kini, para ilmuwan masih terus melakukan penelitian dan belum bisa menjelaskan dengan detail apakah varian ini lebih menular dan mampu mengurangi efikasi vaksin Covid-19 yang sudah ada.

Salah satu yang memicu kekhawatiran para ahli adalah varian Omicron memiliki jumlah mutasi yang sangat tinggi, melebihi 30 sel kunci protein spike. Jumlah mutasi itu tidak biasa jika dibandingkan dengan varian Covid-19 lainnya selama ini. Para ilmuwan khawatir tingginya jumlah mutasi Omicron dapat membuat varian Covid-19 ini lebih mudah menular dan mengurangi kekebalan imun.

"Kita telah melihat berbagai varian Covid-19 bermunculan setiap lima sampai enam bulan, dan sebagian besar dari mereka tidak banyak jumlahnya. Tapi ini (Omicron) berbeda. Perilakunya berbeda, seperti jauh lebih menular daripada varian Delta," kata Dekan Sekolah Kesehatan Publik Brown University, Dr Ashish Jha, seperti dikutip CNN.

Manufaktur vaksin seperti Moderna dan Pfizer/BioNTech pun segera melakukan penelitian terhadap dampak Omicron terhadap efikasi vaksin buatan mereka.

Sejumlah ahli memaparkan jika vaksin Covid-19 yang sudah ada tidak cukup efektif melawan Omicron, satu-satunya solusi yang memungkinkan sementara adalah memberikan dosis vaksin booster kepada masyarakat.