Lama Baca 4 Menit

RCEP Dorong Pertumbuhan E-Commerce Lintas Batas di China

25 December 2021, 06:00 WIB

RCEP Dorong Pertumbuhan E-Commerce Lintas Batas di China-Image-1

Ratifikasi RCEP 2021 - Image from berbagai sumber. Segala keluhan terkait hak cipta silahkan hubungi kami

Bolong.id - Parah ahli ekonomi dan pelaku bisnis mengatakan, implementasi dari perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional atau Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) akan memicu gelombang pertumbuhan baru untuk sektor e-commerce lintas batas Tiongkok.

Dilansir dari 中国日报网 pada (20/12/2021), pada November 2020 lalu di antara 15 kekuatan ekonomi Asia-Pasifik termasuk Tiongkok dan 10 negara anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara, membuat perjanjian yang akan berlaku pada 1 Januari 2022 nanti. Perjanjian tersebut di tandatangani oleh 10 anggota yaitu Brunei, Kamboja, Laos, Singapura, Thailand, Vietnam, Tiongkok, Jepang, Selandia Baru, dan Australia.

Wang Xin, presiden eksekutif Asosiasi E-Commerce Lintas Batas Shenzhen, mengatakan bahwa “implementasi perjanjian RCEP yang akan dilakukan pertama kali di 10 negara diharapkan dapat meluas ke 15 anggota di masa yang akan mendatang. Hal ini akan membawa banyak peluang bagi bisnis e-commerce luar negeri Tiongkok yang berkembang pesat".

“RCEP mencakup Tiongkok dan ASEAN, merupakan pasar paling menjanjikan di dunia yang populasinya masing-masing sekitar 1,4 miliar dan 600 juta. Diharapkan lebih dari 90 persen perdagangan barang akan menikmati tarif nol di wilayah RCEP. Selain itu juga diharapkan muncul pula lingkungan yang sangat menguntungkan untuk perdagangan dan pertumbuhan investasi," kata Wang.

Biaya bahan baku yang bersumber secara regional untuk perusahaan Tiongkok juga akan berkurang secara signifikan di bawah aturan perjanjian perdagangan, terutama aturan asal umum yang hanya membutuhkan 40 persen konten regional untuk barang yang dianggap berasal dari RCEP. Angka ini jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan perjanjian perdagangan bebas lainnya.

Lebih penting lagi, Wang menjelaskan bahwa karena perjanjian tersebut meminta anggota untuk menyederhanakan prosedur dan memperluas cakupan kebijakan tarif preferensial, efisiensi, logistik lintas batas akan ditingkatkan secara efektif dengan pengurangan biaya secara besar-besaran. Ini akan menguntungkan pertumbuhan tidak hanya perusahaan logistik tetapi juga bisnis pergudangan luar negeri dan perusahaan e-commerce lintas batas, kata Wang.

Dikatakan pula bahwa perjanjian RCEP akan memfasilitasi perusahaan e-commerce luar negeri untuk memperluas kehadirannya di pasar yang saat ini mengenakan tarif yang relatif tinggi pada produk-produk Tiongkok.

Wei Jianguo, wakil ketua Pusat Pertukaran Ekonomi Internasional Tiongkok yang berbasis di Beijing juga mengatakan bahwa “perjanjian tersebut memiliki kebijakan standar tinggi untuk e-commerce dan sektor lainnya. Akan menjadi lebih mudah bagi usaha kecil dan menengah, terutama perusahaan swasta, di Tiongkok untuk go internasional”.

Adapun Wang menyebutkan, e-commerce lintas batas memiliki potensi pertumbuhan yang besar di bidang produk elektronik, pakaian dan mainan di wilayah Delta Sungai Pearl, peralatan olahraga, produk listrik dan kain rumah di wilayah Delta Sungai Yangtze, serta peralatan elektronik, biomedis dan otomotif. bagian di wilayah Beijing-Tianjin-Hebei.

Potensi pertumbuhan ini didukung oleh perdagangan luar negeri, perkembangan pesat platform e-commerce Tiongkok, dan dorongan pemerintah Tiongkok dalam pengembangan berbasis inovasi.

Informasi Seputar Tiongkok