Wang Chunzhi (kanan) berbicara dengan rekan-rekannya di restoran pangsitnya di Changchun, Provinsi Jilin, Tiongkok timur laut, 30 Juni 2021. /Wang Chunzhi - Image from news.cgtn.com
Beijing, Bolong.id - Ini kisah tentang lembaga penampung anak disabilitas di Kota Changchun, Provinsi Jilin, Tiongkok. Diawali Wang Chunzhi, pemilik restoran tapi juga penjahit di perusahaan garmen di kota itu. Ia punya anak laki, Liu Hongxu (15) penyandang down syndrome sejak lahir.
Dilansir dari CGTN pada Rabu (06/04/2022) Wang Chunzhi merawat Liu Hongxu dengan sabar dan konsisten. Sampai kini, usia Liu Hongxu masuk remaja.
Suatu hari, setahun lalu, Wang melihat Liu pulang, turun dari bus di depan rumahnya yang sekaligus restoran. Itulah pertama kali Liu keluar rumah. Saat itu, Wang melihat puteranya tidak sesigap orang normal di sekitarnya. Tanpa disadari, airmata Wang meleleh.
Tak lama kemudian, Wang mundur dari pekerjaan sebagai penjahit. Ia konsentrasi mengurus restoran. Sambil mengajari anaknya ikut bekerja yang ringan-ringan. Misalnya, mengupas kentang, mengiris sayur, dan sejenisnya.
Dari konsentrasi mengurus restoran, Wang kemudian tahu bahwa beberapa koki di situ juga punya anak disabilitas mental. Ada down syndrome, autis, celebral palsy. Wang merasa agak terhibiur, karena ia tidak sendirian.
Lalu Wang membolehkan anak-anak kokinya yang disabilitas mental, bekerja di restoran. Tentu, pekerjaan ringan-ringan seperti tugas Liu. Maka, kegembiraan tercipta di restoran pangsit itu.
Dari itu Wang bertemu Xu Xu, relawan pembantu penyandang disabilitas intelektual selama lebih dari enam tahun. Akhirnya, restoran tersebut jadi tempat berkumpunya para penyandang disabilitas mental.
Xu Xu mengatakan, "Di Changchun, lebih dari separuh penyandang disabilitas intelektual membutuhkan perawatan sepanjang waktu. Yang berarti setidaknya satu orang tua harus tinggal di rumah setiap saat. Dalam kebanyakan kasus, ibulah yang melepaskan kariernya."
Menurut Xu, dia telah mengamati bahwa penyandang disabilitas intelektual memiliki potensi untuk menjadi mandiri.
Kemudian Xu memiliki ide membuka pabrik pangsit. Para ibu dapat melatih anak-anak mereka yang disabilitas bekerja di situ. Produknya, pangsit, dijual di restoran milik Wang.
Maka, jadilah restoran pangsit dan pembuat pangsit yang dikerjakan anak-anak disabilitas.
Xu Xu (tengah) menunjukkan cara menyiapkan pangsit selama acara pelatihan di restoran Wang Chunzhi, 29 November 2021. /Xu Xu
- Image from news.cgtn.com
"Restoran ini menyediakan platform bagi penyandang disabilitas intelektual untuk melatih keterampilan dan berintegrasi ke dalam masyarakat, yang dihargai oleh orang tua," kata Xu.
Restoran ini menjadi populer karena harganya yang terjangkau dan rasanya yang enak ditambah dengan tujuan yang baik, sehingga membuka sembilan restoran pangsit kukus dengan merek yang sama di kota tersebut.
Beberapa dijalankan oleh keluarga penyandang disabilitas intelektual sementara yang lain dioperasikan oleh pembela hak untuk kelompok ini.
Semua restoran memprioritaskan pekerjaan untuk keluarga penyandang disabilitas intelektual.
Di Tiongkok, kini ada hampir 20 juta penyandang disabilitas intelektual. Mereka kurang terserap lapangan kerja, dibanding penyandang disabilitas jenis lain (disabilitas fisik).
Program percontohan untuk mempromosikan pekerjaan bagi penyandang disabilitas intelektual diperkenalkan di kota-kota seperti Beijing dan Guangzhou dari 2014 hingga 2016. Sekitar 140 orang dipekerjakan melalui program ini. Namun, situasi pekerjaan untuk kelompok ini tidak banyak membaik di tahun-tahun berikutnya.
Tingkat penyerapan pekerjaan bagi penyandang disabilitas intelektual di atas usia 16 tahun adalah sekitar 4 persen di Kota Guangzhou, Provinsi Guangdong, meskipun 60 persen dari mereka ingin bekerja, menurut survei Asosiasi Guangdong. Penyandang Disabilitas Intelektual dan Kerabatnya.
Pengangguran dan terisolasi dari masyarakat, mereka menjadi salah satu kelompok yang paling rentan jatuh miskin karena beban rehabilitasi dan perawatan yang berat pada keluarga mereka.
Pada akhir tahun 2020, Tiongkok telah mengangkat 7 juta penyandang disabilitas dari kemiskinan absolut. Untuk mencegah mereka kembali ke kemiskinan, kebijakan terbaru Tiongkok difokuskan pada pengembangan keterampilan kejuruan mereka dan mendukung mereka untuk dipekerjakan atau terlibat dalam kegiatan wirausaha lainnya.
Pemerintah mendukung mereka di berbagai bidang seperti fasilitas dan peralatan, subsidi asuransi sosial dan kredit keuangan.
Maka, inisiatif Wang mempekerjakan penyandang disabilitas intelektual, dipuji banyak orang disana. Sebagai tindakan mulia. (*)