Lama Baca 3 Menit

Jack Ma Muncul Bersama Presiden Rusia Usai Alibaba Didenda

17 April 2021, 17:44 WIB

Jack Ma Muncul Bersama Presiden Rusia Usai Alibaba Didenda-Image-1Jack Ma - Image from Internet

Bolong.id - Setelah terakhir kali muncul di hadapan publik pada Januari 2021 lalu, pendiri Alibaba Group, Jack Ma kembali menampakkan diri. Kali ini, pria berusia 56 tahun itu terlihat tengah menghadiri sebuah video konferensi online yang turut dihadiri oleh Presiden Rusia, Vladimir Putin. 

Kemunculan Jack Ma ini menjadi yang pertama setelah Alibaba dijatuhi denda. Pada minggu lalu, badan pengawas anti-monopoli Tiongkok mendenda Alibaba Group 2,8 miliar dollar AS (sekitar Rp 40,7 triliun) atas tuduhan melanggar monopoli.

Setelah dirunut, pertemuan itu dibuat oleh Russian Geographical Society. Jack Ma terlihat rapi dengan setelan jas yang dikenakannya. 

Selama sesi acara berlangsung, Ma terlihat fokus mendengarkan pidato Putin. Saking fokusnya, ia bahkan tidak mengucapkan satu kata pun. Sesekali, Ma terlihat bergerak untuk menyesap secangkir teh yang dihidangkan di mejanya.

Dilansir dari Business Insider, Jumat (16/4/21) namun, tak diketahui pasti lokasi keberadaan Jack Ma. Ma dikenal dekat dengan Rusia selama bertahun-tahun. 

Ia juga sudah beberapa kali tampil bersama Putin. Pada pertengahan 2020, Departemen Pertahanan Rusia bahkan berterima kasih padanya karena donasi sejuta masker dan alat tes Corona darinya.

Ia juga sempat disebut anggota kehormatan Russian Geographical Society. Bahkan Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu, memuji Jack Ma sebagai teman sejati negara Rusia.

Setelah berbulan-bulan Alibaba dan Ant Group ditindak oleh pemerintah Tiongkok, Jack Ma sepertinya tak ingin banyak berbicara.

Sebagaimana diketahui, Ma tidak terlihat secara publik antara acara 31 Oktober. Hilangnya dari kehidupan publik terjadi setelah dia mengkritik sistem regulasi keuangan Tiongkok pada 24 Oktober. 

Pada bulan November, Tiongkok memperkenalkan regulasi baru yang menghentikan penawaran umum perdana Ant Group.

Ant Group mengumumkan minggu-minggu ini bahwa mereka telah setuju untuk merestrukturisasi dan mengizinkan pekerjaannya diawasi lebih ketat setelah adanya tuntutan dari pemerintah Tiongkok.(*)

Informasi Seputar Tiongkok