Lama Baca 5 Menit

KRI Nanggala Berstatus "Eternal Patrol", Awak Kapal yang Gugur akan Dinaikan Pangkat

26 April 2021, 11:22 WIB

KRI Nanggala Berstatus

Nanggala 402 - Image from Global Times

Bolong.id - Masyarakat Indonesia berduka atas tenggelamnya kapal selam KRI Nanggala-402 di perairan utara Bali. Nanggala kini berada dalam eternal patrol atau dalam patroli abadi. Istilah ini menggambarkan kondisi suatu kapal yang tidak kembali lagi.  

Sebuah patroli dimulai ketika kapal selam meninggalkan pelabuhan dan berakhir saat kapal berhasil kembali. Namun, saat kapal selam tenggelam dan tidak berhasil pulang, patroli itu menjadi abadi. 

Berdasarkan keterangan Panglima TNI Mersekal Hadi Tjahjanto, dari bukti-bukti otentik yang diperoleh pihaknya, dapat dinyatakan bahwa semua awak kapal KRI Nanggala-402 telah gugur. 

Bukti-bukti otentik tersebut diperoleh dari citra yang telah dikonfirmasi sebagai bagian KRI Nanggala 402, meliputi kemudi vertikal belakang, jangkar, bagian luar badan tekan, kemudi selam timbul, bagian kapal yang lain termasuk baju keselamatan awak kapal NK-11.

"Dengan kesedihan yang mendalam, selaku Panglima TNI, saya nyatakan bahwa 53 personel onboard KRI Nanggala-402 telah gugur," kata Hadi sedikit tercekat dalam konferensi pers, Minggu (25/4/2021). 

"Semoga kami dapat meneruskan perjuangan paripurna saudara-saudara sebagai prajurit tentara terbaik Indonesia," ucap dia.

Terbelah jadi 3 bagian 

Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudho Margono mengatakan, kapal KRI Nanggala-402 yang dinyatakan tenggelam terbelah menjadi tiga bagian. Lokasi tenggelamnya kapal KRI Nanggala-402 ditemukan dari hasil pancaran alat multibeam echosounder yang dipasang pada kapal KRI Rigel.

Namun, peralatan ROV milik KRI Rigel hanya mampu menjangkau hingga kedalaman 800 meter, sehingga kapal MV Swift Rescue dari Singapura melanjutkan pencarian menggunakan kontak visual hingga akhirnya lokasi kapal KRI Nanggala-402 berhasil ditemukan. 

"Mendapatkan kontak visual pada posisi 074856, 07 derajat, 48 menit, 56 detik Selatan dan 114 derajat, 51 menit, 20 detik Timur, yaitu yang tepatnya dari datum satu tadi tempat tenggelamnya dari KRI nanggala berjarak kurang lebih 1.500 di selatan," ujar Yudo.

Yudo mengatakan, dari hasil kontak visual MV Swift Rescue, kapal selam KRI Nanggala-402 terbelah menjadi tiga bagian, di antaranya pada bagian belakang kapal yang tidak berbadan tekan, buritan badan kapal, dan bagian haluan yang terlepas. Ia mengatakan, ada bagian kapal yang masih utuh, tetapi terdapat bagian yang retak kecil.

"Bagian terbuka ini (Yudo menayangkan gambar) berserakan tidak terlalu jelas karena bawah laut tidak terang tadi pagi ini, bagian-bagian dari dalamnya kapal dan ini bagian terbuka dan lepas," ucap dia.  

Selain itu, pihaknya menemukan escape suit MK 11 (baju keselamatan awak kapal selam). Baju tersebut biasanya disimpan di dalam kotak dan hanya dikeluarkan apabila terjadi kondisi darurat.

Yudo menduga, baju tersebut sempat dikeluarkan awak kapal, tetapi belum sempat dipakai karena adanya kondisi darurat. 

"Harusnya ini tersimpan di kotak, dipakai ketika terjadi kedaruratan. Nah, karena ini lepas, berarti sempat di situ terjadi kedaruratan, mungkin enggak sempat pakai atau saat dipakai (kapal) goyang sehingga lepas," kata dia. 

Jalannya evakuasi 

Yudo mengatakan, proses evakuasi akan dikoordinasikan dengan International Submarine Escape and Rescue Liaison Office (ISMERLO). "Kami akan koordinasikan dengan pihak terkait dalam hal ini Ismerlo apa yang bisa dilakukan dengan kondisi seperti ini," kata Yudo.

Ia juga belum dapat memastikan berapa lama proses evakuasi pengangkatan kapal akan berlangsung. Proses evakuasi akan didiskusikan terlebih dahulu, kata dia, mengingat kejadian tenggelamnya kapal selam ini sangat langka, yakni di kedalaman 838 meter. 

"Jadi tidak bisa ditentukan sekarang, tapi yang penting bagaimana kita ada niatan angkat kapal ini. Caranya pun bagaimana akan kami diskusikan," ucap dia.  

Yudo mengatakan, setelah kapal KRI Nanggala-402 berhasil diangkat, pihaknya akan melakukan investigasi menyeluruh terhadap kapal tersebut. Sebab, saat ini TNI AL masih mempunyai kapal selam sejenis. 

Meskipun investigasi dilakukan setelah kapal diangkat ke darat, Yudo memastikan bahwa tenggelamnya kapal buatan Jerman Barat itu bukan diakibatkan oleh human error atau kesalahan manusia. 

Kenaikan pangkat 

Mengenai awak yang gugur, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengatakan, pihaknya akan memberikan penghargaan kepada mereka berupa kenaikan pangkat.

Kenaikan pangkat tersebut segera diajukan ke Presiden Joko Widodo. 

"Kita akan memberikan satu penghargaaan kepada para prajurit Hiu Kencana KRI Nanggala-402, dan itu akan kami akan ajukan secara berjenjang kepada Bapak Presiden yaitu berupa kenaikan pangkat dan segera kita akan proses," kata Hadi.(*)