Lama Baca 3 Menit

5 Fakta Tentang Waisak

26 May 2021, 11:18 WIB

5 Fakta Tentang Waisak-Image-1

Waisak - Image from suara

Jakarta, Bolong.id -  Hari ini (26/5/2021) umat Buddha merayakan Hari Raya Waisak.

Kata Waisak berasal dari Bahasa Sansekerta, yakni 'Vaisakha' atau 'Vesakha' yang berasal dari nama bulan dalam kalender Buddha dan biasanya jatuh pada bulan Mei di kalender Masehi.

Dilansir dari ensiklopedia baidu, berikut fakta menarik tentang Hari Raya Waisak.

1. Tiga Perayaan sekaligus

Pada hari Waisak setidaknya ada tiga peristiwa yang berhubungan dengan kehidupan Buddha: 1. Peringatan kelahiran Pangeran Siddhartha, 2. penerangan sempurna menjadi Buddha, dan 3. wafatnya Buddha Gautama. 

Perayaan Waisak sering disebut Trisuci Waisak.

2. Tanggal Perayaan Kelahiran Buddha Berbeda di Beberapa Region


Selain berubah-ubah, ternyata perayaan kelahiran Buddha belum tentu sama di semua tempat. Jepang menetapkan perayaan hari kelahiran Buddha tepat pada 8 April setiap tahun.

Pada tahun 2020 masehi, perayaan kelahiran Buddha di Tiongkok, Korea Selatan, Hong Kong, Macau dan Vietnam jatuh pada 30 April, berdasarkan pada hari ke-8 bulan ke-4 penanggalan lunar Tiongkok. Di Taiwan, perayaan kelahiran Buddha ditetapkan pada hari Minggu ke-2 di bulan Mei.

3. Tanggal Perayaan Waisak Selalu Berubah

Tahun 2020, Hari Raya Waisak dirayakan tanggal 7 Mei, tetapi tanggal perayaan Waisak berubah setiap tahun.
Hari Waisak jatuh pada malam bulan pertama di bulan Vaisakha pada kalender Buddha.

4. Nama Perayaan yang Berbeda-beda


Nama Vesak berasal dari bahasa Pali Wesakha, yang terkait dengan Waishakha dari bahasa Sanskerta. Negara seperti Malaysia, Singapura, Kamboja, Thailand, Nepal menggunakan varian dari kata Vaisakha, yakni Vesak/Wesak untuk perayaan Trisuci Waisak.

Sedangkan Sri Lanka, India, Banglades menyebutnya Buddha Jayanti. Jepang menyebutnya Hanamatsuri sedangkan Korea menyebutnya Seokka Tanshin-il. Tionghoa menyebutnya Fodan dan Vietnam menyebutnya Phat Dan, serta masih banyak lagi.

5. Parade Biksu

Biksu-biksu ini memberikan kesempatan kepada penganut Buddha untuk memberikan persembahan yang disebut Pindapatta. Layaknya umat Kristen memberikan persembahan di kantong kolekte, atau umat Islam memberikan zakat atau infaq di kotak zakat infaq.

Menjelang Waisak, para biksu berjalan berbaris sambil menggendong kendil untuk wadah sumbangan dari umat. Ritual Pindapatta juga melatih biksu untuk hidup sederhana dan menghargai pemberian orang lain dan ummat belajar untuk memberi dan berbuat baik. (*)